MENUJU PILPRES DAN PILEG 2019

Selasa, 24 November 2015

Taman, Pejalan Kaki dan Ekonomi: "Walkonomics"

Barcelona (a very long honey moon blog)


Smartcitymakassar.com. --Makassar- 'High Line' effect adalah kisah sukses dan fenomenal bagaimana menumbuhkan dan membangun kota lewat ruang publik atau taman kota. Kota New York menyulap sejumlah ruang tak terpakai, seperti jalur trem di ketinggian, menjadi taman. Dengan biaya pembangunan taman tersebut sekitar 115 juta Dollar Amerika, mereka meraup investasi swasta di sekitar taman lebih dari 2 milliar Dollar Amerika.

Tidak hanya itu, pengunjung per tahun tercatat sekitar 5 juta orang, menciptakan sekitar 12 ribu pekerjaan dan membuat nilai tanah sekitar taman menjadi berlipat dua. Oleh arsitek dari Arup, Demetrio Scoppelliti, efek ini disebutnya sebagai 'walkonomic', atau efek ekonomis yang diciptakan pejalan kaki di ruang publik kota.

Bukan hanya ekonomis, tapi juga memberikan multi-efek. Misalnya, kota menjadi menarik bagi investasi, memberikan keuntungan bagi penduduknya, meningkatkan kerekatan sosial serta-merta mendorong aktifitas fisik lebih sering, mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan, meningkatkan kualitas udara, berpeluang lebih dalam menurunkan berat badan dibanding melakukan senam di Gym, serta beberapa keuntungan lainnya.

Tidak heran, banyak kota mendorong terus pembangunan ruang publik bagi pejalan kaki. Barcelona, misalnya, telah mengganti sejumlah pabrik dan gudang menjadi taman yang menggenjot pengunjung kota itu dari 1.7 juta menjadi 7.4 juta.

Hal sama juga didapati di Melbourne, merenovasi trotoar dan jalan menjadi area pejalan kaki yang saling terhubung. Pejalan kaki meningkat hingga 40%. Gang-gang kecil direnovasi, dijadikan lokasi tujuan, lengkap dengan cafe dan restaurant. Dari tahun 1990 hingga 2014, cafe luar di sekitar gang tersebut (outdoor cafe) meningkat jumlahnya dari kurang 50-an menjadi sekitar 600. The Economist, seperti dituliskan Demetrio Scoppelliti di Arup website, menominasikan Melbourne sebagai salah satu kota dunia yang layak huni (livable city).*

Thoha Pacong (Sumber: Demetrio Scoppelliti (Arup Website), a very long honey moon (blog)