smartcitymakassar.com -Nasional- Sosoknya dikenal cerdas, jujur serta sangat low profile. Prestasi akademiknya memang
mencorong. Di Universitas Hasanuddin Fakultas Pertanian, baik gelar sarjana, magister serta gelar doktoral, dia lulus
dengan IPK 4,0 serta predikat Cumlaude.
Di bidang akademik ini pula dia berhasil melakukan berbagai macam penemuan yang
sangat bernas seperti pembasmi hama racun tikus. Memang, dunia penelitian,
birokrat dan entrepreneur menjadi
lahan pengabdiannya.
Kiprah hidup seseorang memang senantiasa menyiratkan segudang nilai-nilai hidup
yang diperolehnya sejak masa kanak-kanak dan kemudian menjadi anutan hidup
ketika orang tersebut melangkah dalam kedewasaan. Inilah yang ditunjukkan oleh Dr.
Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP. atau lebih akrab disapa Amran.
Kerja keras, tahan banting dan tidak mengenal kata menyerah memang menjadi
bagian dari kepribadian yang ditanamkan orang tuanya sejak kecil. Berasal dari
keluarga yang terbilang pas-pasan, Amran melakoni hidupnya dengan cara yang
demikian sederhana. Sejarah hidup sosok yang sangat 'low profile' ini demikian berliku dan banyak dipenuhi
cerita-cerita yang memiriskan hati.
Pernah suatu ketika, saat dia ke Jakarta untuk mengurus hak paten penemuannya,
karena kondisi keuangannya sangat terbatas, Amran berangkat ke Jakarta hanya dengan
menumpangi kapal laut. Di Ibu Kota, sambil mengurus hak patennya, karena tak
memiliki uang, dia harus pulang sebelum pengurusan itu selesai. Saat itu, ia
benar-benar telah kehabisan ongkos hidup di Jakarta.
Sewaktu mahasiswa, sebagai mahasiswa yang berasal dari kabupaten, Amran harus
tinggal di pondokan mahasiswa. Ada banyak cerita yang menjadi kenangan di sana
tentang bagaimana kehidupannya yang demikian pas-pasan itu mampu menjadi
membangun mentalitas karakternya. Pernah suatu ketika, karena tak memiliki
uang, bersama seorang sahabatnya saat Kuliah Kerja Nyata (KKN), Amran hanya
makan seporsi mie instan yang
dibaginya berdua. Pernah pula untuk mengisi keroncongan perutnya, Amran hanya
mengkonsumsi sebutir telur, itu pun di bagi bersama 5 orang kawannya.Semua
kejadian ini menjadikan sosok Amran mampu demikian empati terhadap dunia
sekitarnya. Sejarah hidup seperti ini pula yang semakin membangkitkan tekadnya
untuk mampu berbuat bagi orang banyak serta mengantarkannya menjadi seorang
yang berkarakter kuat dan pekerja keras yang luar biasa.
Sebagai seorang yang profesional yang kiprah pengabdiannya sangat beragam dan
luas ini, Amran memang sangat menghayati nilai-nilai kejujuran dan kerja keras,
Amran memang menjadi sosok yang dikenal mampu menjadi “suluh” bagi
sekelilingnya. Terlepas dari apa pun, Amran merupakan sosok yang di setiap
jejak langkahnya senantiasa meninggalkan “benih-benih”kemaslahatan bagi
lingkungan sekitarnya. Sang penerobos yang tak takut akan tanggung jawab dan
resiko yang diemban dan diamanahkan padanya. Sosok muda yang dalam dirinya
mampu menyintesakan berbagai hal antara dunia akademik penelitian, dunia usaha
serta idealisme politik untuk kemaslahatan orang banyak.
Beragam medan pengabdian pernah digelutinya, mulai dari akademisi (dosen),
birokrat dan entrepreneur menjadikan
sosok Amran memiliki multi talenta
berada dalam sosok karakter yang menonjol dari segi apa pun.Kedekatannya pada
berbagai ragam profesi dan kemampuan komunikasinya yang demikian tinggi,
menjadikan Amran dengan cepat mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
kemudian bergerak ikut mewarnai lingkungan tersebut.
Tidak mengherankan bila jejak
kiprahnya ini kemudian dilirik langsung Presiden Joko Widodo. Ini pula yang kemudian membawanya pada dimensi lain
dalam hidup pengabdiannya. Apalagi ketika harapan yang terbangun dari Kawasan
Timur Indonesia kemudian meminta dan mengusulkannya menjadi menteri. Semula dia
menolaknya dengan halus, karena bila yang diinginkan adalah kemapanan hidup,
Amran telah memiliki segalanya. Namun akhirnya dia menerima ketika Joko Widodo
memintanya langsung dan mengajaknya untuk mengembang amanah pengabdian yang
memang telah menjadi tujuan dan panggilan hidupnya.
Dari Seorang Akademisi dan Peneliti
Benarkah kemiskinan sebagai penghalang utama bagi seseorang untuk menjadi
sukses? Mustahilkah orang miskin menjadi sukses? Pertanyaan-pertanyaan tersebut
semakin relevan dengan adanya mitos-mitos kemiskinan dan kekayaan sebagai
sebuah nasib. Bagaimana pun sebuah kerja keras dilakukan, nasib tidak mungkin
berubah. Ada suratan tangan yang menggariskan rezeki setiap manusia walau hanya
bekerja dan berjuang sekedarnya.
Apalagi ada mitos modern bahwa di negeri tak jelas garis ideologi seperti
Indonesia, berlaku sistem social di mana yang kaya makin kaya dan yang miskin
makin miskin.Anggapan ini diperkuat oleh fakta penelitian yang dilakukan oleh
Wade C. Edmundson tentang distribusi pendapatan yang terjadi di tingkat
pedesaan. Hasil penelitian tersebut pernah termuat dalam Bulletin of Indonesian Economic Studies
dengan judul Do the RichGet Richer, Do
the Poor Get Poorer? East Java, Two Decades, Three Village, 46 People.
Dr.Ir. H. Andi Amran Sulaiman MP. yang karib disapa Amran, seorang akademisi
yang terbilang sukses dari tanah Bugis-Makassar, kelahiran Kabupaten Bone ini,
sangat tidak setuju dengan pandangan dan pemikiran tersebut. Sebagai penemu
“racun pemusnah tikus”, Amran menganggap hal itu sebagai suatu sikap
apatis.Sebuah sikap negatif yang mengerdilkan dan mencela diri sendiri.
Baginya, cara pandang itu tidak mencerminkan dan tidak menghormati kekuatan dan
kemampuan seseorang dalam dirinya. Sebuah mitos dan cara pandang yang
mengkhianati anugrah sang pencipta.
Karenanya, sejak dini, Amran selalu berjuang keras, berjuang tanpa henti untuk
bisa menaklukkan cara pandang yang menempatkan nasib sebagai sesuatu yang tak
bisa diubah. Baginya, membiarkan diri dalam kegagalan dan kemiskinan adalah
sebuah tindakan kezaliman yang dilakukan terhadap diri sendiri dan potensi yang
diberikan sang pencipta. Sebab pada dasarnya, sebagai manusia, setiap orang
mempunyai kodrat dan hak yang sama dengan semua orang untuk menjadi sukses,
sejahtera dan menjadi pandai.
Pengalaman Amran sebagai peneliti yang menemukan alat pemusnah hama tikus,
membuat dirinya terbiasa hidup dengan penuh dialektika, sistematis, konsisten,
telaten serta tak kenal putus asa. Pengalaman itu pula yang mengajarkannya
menjadi seorang yang kreatif dan inovatif mengelola hidup ini dengan melahirkan
banyak hal baru yang menyentuh kemaslahatan hidup orang banyak. Karena
pengabdian ini pula sehingga selama 6tahun menjalani profesi sebagai tenaga
pengajar akademik serta peneliti, dia tak pernah mengambil gajinya. Memang
sikap seperti ini terkesan agak aneh, namun itulah yang ditunjukkan oleh Amran.
Sikap pengabdian yang bukan hanya berhenti pada kata-kata, namun memang telah
mengalir dalam sikap perbuatannya sehari-hari.
Sebagai seorang akademisi (dosen) dan peneliti, Amran memang tergolong sosok
yang sangat menyukai tantangan. Jiwa intelektualitasnya senantiasa menyala bila
menemukan sebuah persoalan yang sulit mendapat jawaban. Sejak menempuh
pendidikan tinggi di fakultas Pertanian Unhas Makassar, jiwa itu telah terbentuk.Tidak
mengherankan bila sewaktu menempuh pendidikan tinggi strata satu, dia telah
berhasil mencatatkan sebanyak 4 hak paten penemuannya. Di Strata pendidikan
Magister, Amran juga berhasil lulus dengan prestasi mengagumkan dengan cum
laude dengan IPK sempurna 4,0 yang juga dilanjutkan ketika berhasil lulus
dengan cum laude juga dengan IPK 4,0 di pendidikan Doktoralnya.
Dengan lahan pengabdian sebagai akademisi (dosen) dan peneliti, Amran memang
bisa dikatakan sangat haus akan ilmu dan nilai-nilai intelektualitas. Semangat
mencari kebenaran merupakan hal yang sangat dijunjung tinggi.Inilah yang kerap
membawanya pada kegelisahan seorang intelektual bila menemukan hal yang
mengganggu pikirannya. Seperti ketika dia merasakan rasa sedih para petani ketika
tanaman yang menjadi tumpuan hidupnya habis karena terserang hama
tikus.Kegelisahan inteltual inilah yang kemudian terus membawanya hingga pada
penemuan dan terobosan bagaimana menanggulangi serangan hama tikus tersebut.
Tikus adalah salah satu hama pengganggu yang sangat merepotkan petani. Saat
menyerang, kerugian yang ditimbulkan pasti cukup serius. Namun bagi Amran, hama
tikus justru menjadi berkah hidup. Gara-gara binatang ini, ia berkesempatan
menjabat tangan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dengan bangga sembari
menerima Satyalencana Kategori Perorangan Bidang Wirausaha Pertanian, di
Palembang 7 Juli 2009 lalu. Temuannya, berupa racun tikus yang lebih ekonomis
dan efisien dari yang sudah ada, menempatkan Amran sebagai warga yang sangat berjasa
menekan kehilangan produk padi dari serangan hama tikus.
Menjejak Ranah Entrepreneur
Pola hidup disiplin sangat tergambar pada keseharian pria yang lahir di
Kabupaten Bone, 27 April1968.Kedisiplinan bagi Amran adalah “harga-mati”
bila ingin menaiki tangga kesuksesan. Segalanya harus dimulai dengan menerapkan
prinsip hidup ini. Tidak mengherankan bila di usia yang relatif muda, ia sudah
mampu membangun dan membesarkan 14 perusahan yang tergabung dalam sebuah Holding Tiran Group, yang meliputi Unit
Usaha: Tambang Emas, Tambang Nikel, Proyek Gula, Proyek Perkebunan Kelapa
Sawit, SPBU, Distributor Unilever, Distributor Semen, Produsen Pestisida, dan
usaha lainnya. Pada saat yang sama, ia juga aktif diberbagai organisasi
seperti: Sekretaris SP BUN PG. Camming (1998), Sekretaris FPPI di Kendari -
Sultra (1998), Ketua Umum SPBUN Kandir PTPN XIV (2006 – 2010), Pimpinan Redaksi
Bulletin Bina Insani Terbitan SP-BUN Kantor Direksi PTPN XIV (2006 – 2010),
Bendahara Umum Ikatan Ahli Gula Kawasan Timur Indonesia (2006 – 2010),Ketua
Umum Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PARTETA) Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Barat (2007 – 2010), Ketua I Koperasi Puskopin PT Perkebunan Nusantara
XIV (2007 – 2011), Ketua Bidang Pertanian IKAGI KTI (2008 – 2012), Ketua IKA
Teknologi Pertanian Unhas (2010-2015), Bendahara ICMI Sulsel (2012 -2016),
Ketua Agro Kompleks Universitas Hasanuddin (2012 -2017), Bendahara IKA
Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Ketua Umum PMDI Sulawesi Selatan-Barat,
dan segudang aktifitas lainnya.
Sejak menekuni entrepreneurship sejak 8 tahun yang lalu, Amran sangat
menekankan nilai-nilai kejujuran.Nilai-nilai kejujuran memang mewarnai semua
gerak hidupnya sehari-hari, Ia bekerja mengikuti realitas dorongan hati-nurani
yang senantiasa memandu setiap jejak langkah yang ingin ditorehkannya pada
kehidupan.
Bagi Amran, menjadi orang jujur akan memiliki pengaruh energi yang sangat
positif. Orang akan menghargai kejujuran dan bisa menghargai pendapat kita.
Mengatakan kebenaran dalam segala situasi selalu merupakan pilihan terbaik
karena sekali ketahuan kita berbohong maka selamanya akan dikenal sebagai
pembohong.
Di samping itu, Amran juga sangat menekankan tanggungjawab dalam setiap kiprah
kehidupannya.Baginya, tanggungjawab dan keberanian memang memiliki peran yang
sangat besar bagi tangga kesuksesan seseorang. Menghindari tanggungjawab bagi
Amran dapat diibaratkan sebagai “orang mati yang berjalan”. Orang seperti ini
hanya hidup secara jazad tapi jiwanya telah mati. Mereka kehilangan kemampuan
untuk percaya pada diri sendiri. Akibatnya, mereka kehilangan energy hidup dan
tak lagi mampu membedakan antara kebaikan dan keburukan dalam hidupnya.
Oleh karena itu, keberhasilan dapat diukur sejauh mana kita menerima
tanggungjawab. Kualitas semua orang yang sukses adalah sama, yaitu kemampuan
mereka untuk mengambil tanggungjawab. Orang seperti ini akan berani bertahan
dalam usaha yang penuh dengan tantangan dan resiko. Dengan tanggungjawab, kita
akan menemukan diri senantiasa berada dalam lingkaran tantangan hidup yang
menjadikan energy hidup kita semakin bertambah.
Pada sisi lain, hal yang sangat menunjang bergeraknya seseorang menuju hidup
yang lebih baik adalah kerja keras yang disertai doa. Inilah yang menjadikan
seseorang mampu merasakan dan menikmati apa pun proses serta hasil kerjanya
dengan rasa nyaman.Meneguhkan doa pada setiap usaha dan perjuangan menjadi
semacam pengontrol bagi diri untuk menaklukkan segenap ambisi dan ketamakan
yang tak ketulungan pada diri seorang.
Sampai saat ini, omzet perusahaan yang telah dibukukaknnya telah mencapai 500
Milyar per tahun dan telah mengelola asset sebesar kurang lebih 1 Triliun
Rupiah. Omzet dan asset tersebut diperoleh dari modal awal minus 500.000 rupiah
(pinjam uang dari BRI sebesar Rp 500.000). Sebuah kerja keras ini diperolehnya
dari pembelajaran terhadap nilai-nilai hidup yang telah ditanamkan orang tuanya
sejak masa kanak-kanak, yakni kejujuran, tak menghindari tanggungjawab, pantang
menyerah dan kedisiplinan hidup.
Kemapanan hidup yang telah diperolehnya ini tidaklah menjadikan Amran berpuas
diri. Medan pengabdian pada masyarakat dan kegelisahan untuk memberi kontribusi
pada kemaslahatan bersama menjadi panggilan nurani yang terus membangkitkan
geloranya untuk berbuat sesuatu bagi masyarakat. Inilah yang membuat Amran
senantiasa memperluas medan pengabdian yang digelutinya selama melakoni hidup.
Kiprah Sang Birokrat
Medan pengabdian seorang Amran memang demikian luas. Ketika PTPN Perkebunan
membuka peluang untuk menerima karyawan yang hendak didudukkan pada pos pejabat
pimpinan, Amran pun tergerak mencoba medan pengabdian ini. Saat itu, dari
sekitar 7000 pelamar yang ikut, hanya 112 yang diterima magang, termasuk pria
yang senantiasa tampil sederhana ini dan yang pertama diangkat menjadi staf
pimpinan.
Dalam BUMN inilah kiprah Amran juga melejit cemerlang. Selama 6 tahun
pengabdiannya, tercatat Amran mampu mendapat promosi kenaikanpangkat/jabatan 4
kali. Bisa ditebak bagaimana prestasi yang telah ditorehkan pada perusahaan
perkebunan Negara ini. Prestasi yang hanya bisa didapatkan dari sebuah kerja
yang bukan saja keras namun juga kerja cerdas. Selama 14 tahun pengabdiannya di
BUMN ini, catatan prestasi pria kelahiran Bone, Sulsel ini memang patut
diacungi jempol.
Sebagai seorang birokrat, Amran benar-benar memahami bagaimana seluk-beluk
birokrasi Indonesia. Reformasi birokrasi yang menjadi disertasi Doktoralnya
mengulas hal ini dengan sangat jernih. Baginya, tantangan terbesar birokrasi
Indonesia memang adalah paradigma di mana semangat “dilayani” masih demikian menonjol
dibanding semangat “melanyani”.
Kondisi inilah yang membuatnya terkadang gregetan serta ingin mengubah model
kerja tersebut. Hal yang paling memungkinkan adalah bagaimana reformasi
birokrasi dengan semangat “melayani” ini mampu bertransformasi menjadi budaya
birokrasi dan terinternalisasi dalam setiap tahapan pekerjaan. Inilah tantangan
birokrasi kita ke depan yang bagi Amran sangat mendesak untuk memperoleh
perhatian pemerintah.
Sebagai seorang ahli di bidang pertanian, terutama bidang kelapa sawit serta
tebu, Amran sangat memahami potensi besar perkebunan nasional ini. Baginya,
yang memang harus dibenahi adalah system birokrasi kita serta semangat
entrepreneurship dalam bidang birokrasi.Disamping sebagai pakar di bidang
kelapa sawit dan tebu, Amran juga dikenal sebagai pakar dalam hal penangkapan
babi. Bahkan pernah dia berhasil menangkap 2. 430 ekor babi dalam 24 jam. *
(Makmur Gazali)