MENUJU PILPRES DAN PILEG 2019

Rabu, 02 Maret 2016

Penjaga Usaha Ikan Hias Milik Jamil Bernama "Filosofi, Kiat, dan Kesan"

Foto: Iskandar Burhan / Smartcity Magazine & Online News and Info

Smartcitymakassar.com. --Makassar- Siang menjelang sore itu, di Desember 2015, tampak sepi pengunjung. Memang hujan baru saja selesai mengguyur daerah sekitar SPBU jalan Hasanuddin, Makassar. Di antara SPBU dan SMP/SMA Rajawali ada jalan pemisah, mengarah ke Jalan Lamaddukelleng. Di sisi kiri jalan itulah suasana sepi tampak terekam. 

Saat-saat seperti itu memang sepi, menurut Jamil. Di musim hujan pembelinya berkurang. Sehingga, pengaruhnya berdampak pada penjualan ikan hiasnya. Jamil adalah satu dari beberapa penjual ikan hias yang berjajar di sepanjang sisi selatan jalan tersebut. Tempat jualan mereka memiliki nama; "Remaja Aquarium" adalah milik Jamil.

Kendati musim hujan, sore itu, Jamil tetap menata tempat jualannya. Diaturnya susunan barisan kemasan makanan hiasnya, beberapa ember digeser ke pinggir, memungkinkan pelanggan dapat masuk lebih ke dalam tempatnya. Dia memegang filosofi tersendiri, membuatnya tetap selalu menata tempat jualannya. Jamil punya kiat untuk mengatasi, misalnya, kendala cuaca atau musim. Fokus kepada pelanggan, tidak kepada jumlah pelanggan. Kiat inilah yang menggerakkan bisnisnya, dan filosofinya menjadi "benteng" usahanya.

Berangkat dari sana, Jamil melayani pelanggan sebaik mungkin. Agar terjadi proses tawar-menawar. "Di situ mi penjual bisa mendapatkan pelanggan yang baru dan bisa mendapatkan keuntungan yang sifatnya biar sedikit didapat tapi berkelanjutan atau menjadi pelanggan tetap." Jamil menjelaskan filosofinya. Dari proses ini, ada kesan Jamil dapatkan. Ketika pembeli baru beralih menjadi pelanggan tetap, maka saat itulah, "kalau menjadi pelanggan mi, biasanya tidak menawar, langsung dikasi' harga pasnya," papar Jamil. Kesan yang memotivasinya selalu.

Usaha Jamil tidak tergantung hanya dari jenis ikan hias, tapi juga selain dari ikan hias. Harga ikan hias milik Jamil variatif, misalnya, untuk spesial ikan jenis Koi standar, harganya variatif, dari 30 ribu Rupiah hingga 50 ribu Rupiah/ekor. Bahkan ada seharga 500 ribu, malah 1 juta Rupiah. Selain ikan Koi, ada sekitar 20 jenis ikan hias tersebar di seluruh penjual yang berjajar rapi di sepanjang jalan. Misalnya, ikan mas Kepala Singa, Lion King, Manfish, Pedang, dan lain-lain. Ikan-ikan ini didatangkan dari Jawa, jelas Jamil.

Pendapatan selain ikan juga tak kalah pentingnya. Semua penjual pun menyediakan kelengkapan perawatan ikan, seperti makanan ikan dan asesori kolam. Asesori kolam, seperti batu koral, rumput laut, saringan udara, penjernih air, umumnya dipajang di bagian depan di setiap tempat jualan yang rata-rata buka sekitar jam 8 pagi dan tutup jam 11 malam.

Walaupun jajaran toko para penjual ikan, yang diantaranya ada di sana sejak lebih 10 tahun lalu, sudah tampak menarik disinggahi, dengan sejumlah ikan hias kecil, warna-warni, yang tergantung rapi dalam plastik bening, masih ada terbetik harapan Jamil. Seandainya ada pihak yang dapat membantu menjadikan deretan toko mereka punya keseragaman bentuk, lebih ditata, yang memberikan kesan rapi, Jamil yakin kondisinya menciptakan kesan lebih menarik.

Walaupun wisatawan, baik lokal, dari daerah lain, hingga mancanegara sering mampir ke sana, setidaknya kondisi kesan lebih menarik bisa membawa mereka hingga ke proses tawar menawar. Menjaga tetap hadir kesan yang Jamil dapatkan selama ini, demikian juga para penjual lainnya.* (Iskandar Burhan)