MENUJU PILPRES DAN PILEG 2019

Senin, 02 Januari 2017

Digital Eye Strain: Yang Harus Diketahui Para Pengguna Perangkat Digital

Foto: ilustrasi


Smartcitymakassar.com. --Makassar- Dilaporkan bahwa hampir sembilan dari 10 orang dewasa (sekitar 88 persen) menghabiskan lebih dari dua jam perhari menggunakan sebuah perangkat digital (digital device). Dari mereka itu, seperti ditulis di laman ‘the vision council’, satu dari 10 menggunakan tiga-perempat waktunya (waking time) pada sebuah perangkat digital.

Paparan konstan terhadap teknologi digital ini memberikan kejutan terhadap mata kita. Sekitar 65% warga Amerika melaporkan gejala gangguan mata digital (digital eye strain), seperti mata kering, pedih, penghilatan kabur (blurred vision), mata lelah, sakit pada leher dan punggung, serta sakit kepala.

Digital eye strain adalah gangguan ataupun ketidaknyamanan fisik yang dirasa setelah terpapar cukup lama oleh layar digital, dengan jarak dari cukup dekat hingga menengah. Layar digital ini termasuk antara lain desktop, komputer laptop, tablet dan telepon genggam.

Tidak jarang gejala ini dialami setelah menatap dua jam atau lebih sebuah atau lebih perangkat digital.  The vision council, selanjutnya memaparkan bahwa ada sekitar 75% pengguna dua atau lebih perangkat digital secara bersamaan dibandingkan hanya sekitar 53% pengguna satu perangkat saja.

Industri di bidang optik telah mengembangkan teknologi lensa untuk mengatasi gejala digital eye strain ini. Teknologi tersebut dapat melindungi mata terhadap sinar biru (blue light), silau dan gangguan lain yang berasal dari lingkungan.

Kacamata khusus komputer didesain khusus mengoptimalkan penglihatan saat melihat isi dari layar. Salah satu lensa pilihan yang paling populer adalah ‘anti-reflective’ atau AR. Lensa ini dapat mengurangi pantulan cahaya atas sehingga dapat meningkatkan ketajaman dan kontras atau perbedaan.

Untuk memilih lensa yang cocok, beberapa hal perlu dipertimbangkan seperti: jumlah waktu yang digunakan di depan komputer atau layar digital, kondisi pencahayaan sekitar (ambien), jarak dari komputer, serta jenis komputer yang dipakai.* (Thoha Pacong)

(Sumber: The Vision Council Website, dan 2016 Digital Eye Strain Report)