MENUJU PILPRES DAN PILEG 2019

Kamis, 20 April 2017

Di Depan Raja-Raja Senusantara, Danny Urai Konsep Sombere'



(Foto: Humas Pemkot Makassar, 2017)


Smartcitymakassar.com. --Makassar- Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto menerima penganugerahan dari keluarga besar kerajaan senusantara.


Penganugerahan diberikan atas jasanya yang dianggap telah mengangkat kebudayaan hingga kancah internasional, salah satunya yakni memperkenalkan kata Sombere'.

Penganugerahan diberikan saat sedikitnya 50-an raja senusantara hadir di kegiatan Mappasili Lompoa dirangkaikan peringatan 50 tahun wafatnya pahlawan nasional Paduka Yang Mulia Andi Mappanyukki Sultan Ibrahim, Raja Bone ke-32, di kediaman almarhum Jalan Kumala Makassar, Selasa (18/04/2017).

"Penganugerahan ini diberikan berkat jasa dan kepedulian beliau (Wali Kota Danny Pomanto) mengangkat salah satu kebudayaan kita ke internasional khususnya kata sombere'," ucap salah satu keturunan langsung almarhum Andi Mappanyuki.


Danny dianugerahi Patonro atau destar khas kerajaan Bugis-Makassar. Patonro diserahkan dan dipasangkan langsung oleh Raja Gowa Andi Maddusila Sultan Alauddin II Karaeng Katangka disaksikan raja-raja se-nusantara yang hadir.

Sementara itu, dalam sambutanya, Danny mengaku sangat terhormat bisa berada di tempat itu dan menerima penganugerahan istimewa tersebut. Menurutnya, kebudayaan memiliki nilai yang begitu penting dalam kemajuan suatu bangsa.

"Ibaratnya negara atau kota adalah tubuh manusia maka suatu bangsa atau kota adalah jasad atau wujud kasarnya sedangkan kebudayaan itulah rohnya," ucap Danny.

Berangkat dari pemikiran tersebut, hal pertama dipikirkan Danny di awal sebagai wali kota Makassar adalah bagaimana membuat sinergi atau paduan antara budaya sebagai warisan masa lalu dan pemerintahan untuk keberlangsungan masa yang akan datang.

"Saat saya memulai memimpin Makassar, saya agak bingung dari kata apa saya memulai. Maka di situlah saya mengenal satu warisan budaya begitu tinggi maknanya yakni kata sombere'," jelasnya.

Sinergitas atau paduan tersebut juga didasarkan Danny dari Al-Qur'an, yakni Surah Al-Fatihah. Surah ini miliki kata kunci, yakni petunjuk jalan yang lurus ke depan mengikuti orang-orang beriman sebelumnya yang bermakna masa lalu.

Dari kata kunci itulah, Danny selalu memadukan pemerintahan yang akan dilakukannya di masa yang akan datang dengan tetap berpedoman pada sejarah warisan budaya masa lalu. Hal ini bisa dilihat, hampir seluruh program pemerintahan selalu dipadankan dengan istilah-istilah lokal yang digaungkannya hingga ke luar negeri.* (Iskandar Burhan)