(Foto: Istimewa)
Smartcitymakassar.com. --Makassar- Makassar Techno Park (MTP) dibangun untuk menciptakan hubungan sinergis antara kalangan akademisi, pemerintah dan industri guna mendukung pertumbuhan industri lokal lewat transfer, joint research, dan regulasi. MTP adalah bagian mendukung program Pemerintah Kota Makassar Smart City.
Hal tersebut dikemukakan Kepala Penelitian dan Pengembangan Kota Makassar Dr. Puspa Sari Aryati Abadi saat memberi sambutan mewakili Wali Kota Makassar pada Seminar Internasional Science Techno Park (STP) yang digelar di Sandeq Ball Room, Hotel Clarion, Rabu (09/08/2017).
Menurut Puspa, Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar dengan tagline 'sombere dan smart city'-nya telah berkembang menjadi kota cerdas dimana segala aktifitas tatakelola pemerintahan serta pelayanan kepada warganya telah berbasis teknologi informasi.
"Hal ini dilakukan untuk lebih memudahkan masyarakat dalam mengakses berbagai layanan publik, baik yang disediakan oleh pemerintah maupun sektor swasta yang melibatkan akademisi," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Kawasan Sains Teknologi dan Lembaga Penunjang Lainnya, Lukito Hasta, mengatakan pemberdayaan potensi sumber daya lokal ke tingkat nasional memerlukan riset dan penelitian secara mendalam sehingga memberikan manfaat yang besar bagi kesejahteraan masyarakat dengan pemanfaatan tekhnologi secara cerdas.
Menurutnya, seminar yang digelar ini bertujuan untuk memberikan semangat yang besar bagi pengembangan sarana prasarana berbasis iptek terkini baik segi pengelolaan industri, pendidikan, pemerintahan sehingga memungkinkan aliran informasi dan teknologi digunakan secara lebih efisien dan cepat.
"Tentunya dengan adanya techno park bagi pemerintah daerah akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan dan meningkatkan daya saing bagi ekonomi daerahnya," terang Lukito.
Seminar yang diikuti sekitar 120 orang yang berasal dari pemerintahan, akademisi serta dunia usaha menampilkan narasumber diantaranya Chengsou, pengusaha dari Cina, Fabrice Merien dari Auckland University of Technology New Zealand, serta pembicara lainnya yang menekuni bidang industri dan riset berbasis keunggulan daerah.* (Iskandar Burhan)