
(Foto: Facebook Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar, 2017)
Smartcitymakassar.com. --Makassar- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah IV Makassar mengimbau kepada seluruh nelayan untuk berhati-hati dalam menjalankan aktivitasnya menangkap ikan.
Prakiraan menunjukkan, tinggi gelombang air laut atau ombak meningkat dalam beberapa hari ke depan disertai dengan potensi angin kencang. Ketinggian ombak bisa mencapai 1,5 meter hingga 2,5 meter.
Terkait masalah cuaca ini, Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Makassar, Abd. Rahman Bando, mengatakan dampak dari musim penghujan tentu sangat dirasakan oleh para nelayan. Volume tangkapan ikan mulai berkurang hingga 50% yang berdampak pada berkurangnya volume pasokan ikan ke kota ini.
“Yang kita masukkan perhitungan saat hujan ekstrem saja nanti Januari, Februari dan Maret. Pengalaman kita bisa menurun 50% puncak ekstrem. Normalnya ikan bisa masuk antara kisaran 35 ton sampai 100 ton perhari. Kalau misalnya turun 50% bisa turun 15 ton sampai 50 ton perhari,” terangnya.
Saat ini kata Rahman Bando dampak guyuran hujan melanda kota Makassar beberapa hari belakangan ini belum begitu signifikan. Namun, dia terus mengimbau kepada nelayan untuk senantiasa memperhatikan kondisi cuaca melalui informasi-informasi sumber terpercaya.
“Kita juga imbau agar mereka melengkapi peralatan keselamatan kerja di laut, antara lain menyiapkan pelampung, bekal makanan dan obat-obatan. Saya juga berharap mereka memperhatikan kecukupan BBM dikaitkan dengan jangkauan wilayah tangkapan ikan,” ujar saudara kandung Bupati Enrekang, Muslimin Bando.
Rahman Bando menambahkan, sesuai dengan catatan dinasnya, tingkat kecelakaan laut biasanya terjadi di puncak musim penghujan. Beberapa akhir tahun ini tingkat kecelakaan yang dialami nelayan mencapai sembilan kejadian. Itu, kata Rahman Bando, dilihat dari penggunaan klaim asuransi yang telah dibayarkan kepada nelayan bersangkutan.
“Tingkat kecelakaan berdasarkan data yang kami miliki terjadi pada musim hujan ekstrem terutama musim barat dan timur, nelayan hanya mengenal dua musim. Musim barat adalah ketika hujan disertai angin, kalau timur hanya angin kencang menyebabkan gelombang tinggi air laut,” jelasnya.*(Bd/Is)