MENUJU PILPRES DAN PILEG 2019

Minggu, 24 Januari 2016

Maulid Nabi Muhammad SAW dan Wisuda Santri TPA Masjid Khadijah



Smartcitymakassar.com. --Makassar- Yayasan Masjid Khadijah menamatkan santrinya sebanyak 18 orang terdiri dari 10 laki-laki dan 8 perempuan. Kegiatan wisuda ini dirangkaikan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan tema kegiatan “Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1437 H Dirangkaikan Dengan Wisuda Santri TPA Angkatan ke XXXIX pada hari Sabtu, 23 Januari 2016 berlangsung di Masjid Khadijah jalan Baji Gau Nomor 33.

Acara semacam ini, rutin dilakukan setiap tahunnya dirangkaikan dengan Maulid dan melibatkan seluruh santri baik yang wisuda maupun yang belum wisuda. TPA yang dibina oleh Yayasan Masjid Khadijah mempunyai jenjang belajar yaitu, kelompok I, II, dan III. Masing-masing kelompok itu, terdiri dari anak-anak yang duduk di sekolah dasar, mulai dari kelas satu hingga kelas enam. Pada jenjang terakhir itulah atau kelompok III, santri akan wisuda setelah melalui beberapa ujian secara lisan dan praktek, diantaranya: membaca Alquran secara fasih, menghapal beberapa doa sehari-hari, menghapal bacaan dalam sholat, praktek sholat, dan praktek wudhu. “Setelah kelompok III, akan dilakukan beberapa ujian. Jika lulus, itulah yang akan wisuda,” urai Darman Nugraha, guru TPA kelompok II dan staf perpustakaan SMP Khadijah.

Dengan ucapan Basmalah oleh protokol, tepat pukul 20.25 WITA acara dimulai. Kemudian pembacaan ayat suci Alquran yang dibawakan oleh ustad Zakif Dg. Naba. Selanjutnya ustad Abd. Majid Tompo tampil, menyampaikan ceramah agama memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Fokus ceramah memaparkan sejarah kelahiran Rasulullah dihubungkan dengan pola pembinaan karakter anak, menjadi anak yang sholeh dan sholeha.

Antusiasme para undangan yang terdiri dari warga sekitar Masjid Khadijah, para orang tua santri, semakin meningkat ketika memasuki acara pembacaan ikrar santri dan puisi yang dibawakan langsung oleh seluruh santri wisuda. Betapa tidak, suasana Masjid yang tadinya terang berubah menjadi gelap. Permainan lighting oleh panitia, cukup memainkan perasaan emosional para santri. Dari kegelapan suasana Masjid, cahaya hanya terfokus kepada layar besar terhubung dengan laptop di belakang wisudawan yang menayangkan beberapa foto guru Pembina, santri, dan kegiatan belajar-mengajar di TPA Masjid khadijah. Kesedihan itu pecah, saat didendangkan lagu “Terimakasih Guruku” oleh wisudawan. Bahkan diantara mereka ada yang menangis sambil menyanyi.

Suasana yang tadinya sedih, berubah semarak, seperti suara air hujan di luar Masjid yang turun sangat derasnya. Perubahan suasana itu berlangsung saat penyerahan ijazah kepada wisudawan. Dengan pakaian layaknya seorang wisudawan di tingkat perguruan tinggi, para santri juga menggunakan jubah hitam dan toga, lengkap dengan talinya. Setiap diumumkan nama santri untuk dipersilahkan naik, saat itu pula tepuk tangan para undangan dan santri mengiringinya. Satu-satu para santri diberikan ijazah oleh Pembina TPA Masjid Khadijah, H. Abd. Rahman Gassing, dan tak lupa pula tali toga yang tadinya disampirkan di sebelah kiri, oleh ustad Zakif Dg. Naba dipindahkan ke sebelah kanan.

Apa makna dari pemindahan tali toga itu? Bahwa para santri yang tadinya belajar menggunakan otak kiri, dimana otak kiri berhubungan dengan logika, rasio, dan hapalan (Intelligence Quotient). Ketika tali toga dipindahkan dari kiri ke kanan, agar setelah lulus nanti, para santri diharapkan tidak hanya menggunakan otak kirinya saja, tetapi juga lebih banyak menggunakan otak kanan yang berhubungan dengan daya imajinasi, kreatifitas, dan inovasi (Emotional Quotient) seperti yang dilakukan oleh panitia pelaksana acara kegiatan yang terdiri dari lulusan TPA Masjid Khadijah. Dengan daya kreatifitasnya, mereka menciptakan kegiatan yang sepantasnya diapresiasi*** (Rahmat Mustafa)