Smartcitymakassar.com. --Makassar- Yayasan
Masjid Khadijah menamatkan santrinya sebanyak 18 orang terdiri dari 10 laki-laki
dan 8 perempuan. Kegiatan wisuda ini dirangkaikan dengan peringatan Maulid Nabi
Muhammad SAW dengan tema kegiatan “Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1437 H
Dirangkaikan Dengan Wisuda Santri TPA Angkatan ke XXXIX pada hari Sabtu, 23
Januari 2016 berlangsung di Masjid Khadijah jalan Baji Gau Nomor 33.
Acara
semacam ini, rutin dilakukan setiap tahunnya dirangkaikan dengan Maulid dan
melibatkan seluruh santri baik yang wisuda maupun yang belum wisuda. TPA yang
dibina oleh Yayasan Masjid Khadijah mempunyai jenjang belajar yaitu, kelompok
I, II, dan III. Masing-masing kelompok itu, terdiri dari anak-anak yang duduk
di sekolah dasar, mulai dari kelas satu hingga kelas enam. Pada jenjang
terakhir itulah atau kelompok III, santri akan wisuda setelah melalui beberapa
ujian secara lisan dan praktek, diantaranya: membaca Alquran secara fasih,
menghapal beberapa doa sehari-hari, menghapal bacaan dalam sholat, praktek
sholat, dan praktek wudhu. “Setelah kelompok III, akan dilakukan beberapa
ujian. Jika lulus, itulah yang akan wisuda,” urai Darman Nugraha, guru TPA
kelompok II dan staf perpustakaan SMP Khadijah.
Dengan
ucapan Basmalah oleh protokol, tepat pukul 20.25 WITA acara dimulai. Kemudian pembacaan
ayat suci Alquran yang dibawakan oleh ustad Zakif Dg. Naba. Selanjutnya ustad
Abd. Majid Tompo tampil, menyampaikan ceramah agama memperingati Maulid Nabi
Muhammad SAW. Fokus ceramah memaparkan sejarah kelahiran Rasulullah dihubungkan
dengan pola pembinaan karakter anak, menjadi anak yang sholeh dan sholeha.
Antusiasme
para undangan yang terdiri dari warga sekitar Masjid Khadijah, para orang tua
santri, semakin meningkat ketika memasuki acara pembacaan ikrar santri dan puisi
yang dibawakan langsung oleh seluruh santri wisuda. Betapa tidak, suasana
Masjid yang tadinya terang berubah menjadi gelap. Permainan lighting oleh
panitia, cukup memainkan perasaan emosional para santri. Dari kegelapan suasana
Masjid, cahaya hanya terfokus kepada layar besar terhubung dengan laptop di
belakang wisudawan yang menayangkan beberapa foto guru Pembina, santri, dan
kegiatan belajar-mengajar di TPA Masjid khadijah. Kesedihan itu pecah, saat
didendangkan lagu “Terimakasih Guruku” oleh wisudawan. Bahkan diantara mereka ada
yang menangis sambil menyanyi.
Suasana
yang tadinya sedih, berubah semarak, seperti suara air hujan di luar Masjid
yang turun sangat derasnya. Perubahan suasana itu berlangsung saat penyerahan
ijazah kepada wisudawan. Dengan pakaian layaknya seorang wisudawan di tingkat
perguruan tinggi, para santri juga menggunakan jubah hitam dan toga, lengkap
dengan talinya. Setiap diumumkan nama santri untuk dipersilahkan naik, saat itu
pula tepuk tangan para undangan dan santri mengiringinya. Satu-satu para santri
diberikan ijazah oleh Pembina TPA Masjid Khadijah, H. Abd. Rahman Gassing, dan
tak lupa pula tali toga yang tadinya disampirkan di sebelah kiri, oleh ustad
Zakif Dg. Naba dipindahkan ke sebelah kanan.
Apa
makna dari pemindahan tali toga itu? Bahwa para santri yang tadinya belajar
menggunakan otak kiri, dimana otak kiri berhubungan dengan logika, rasio, dan
hapalan (Intelligence Quotient). Ketika tali toga dipindahkan dari kiri ke
kanan, agar setelah lulus nanti, para santri diharapkan tidak hanya menggunakan
otak kirinya saja, tetapi juga lebih banyak menggunakan otak kanan yang
berhubungan dengan daya imajinasi, kreatifitas, dan inovasi (Emotional
Quotient) seperti yang dilakukan oleh panitia pelaksana acara kegiatan yang
terdiri dari lulusan TPA Masjid Khadijah. Dengan daya kreatifitasnya, mereka
menciptakan kegiatan yang sepantasnya diapresiasi*** (Rahmat Mustafa)