ilustrasi
smartcitymakassar.com –Makassar- Media massa memiliki
tanggungjawab yang sangat besar, dalam menentukan arah peradaban, di tengah
himpitan idealisme dan kapitalisme. Demikian salah satu simpulan dialog
nasional, yang diselengarakan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang
Makassar, Komisariat Hebron UIT, Jumat (8/4/2016).
Mengusung
tema "Peran media dalam menjawab kondisi kekinian, dalam konteks kehidupan
berbangsa dan bernegara." Dialog menghadirkan, Dr. Jejen Musfah, MA.
Sekretaris Jurusan Magister, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, dan Zulkarnain Hamson, Pengurus ISKI Sulsel, mantan wartawan yang juga
Kepala Humas Universitas Indonesia Timur (UIT), dihadiri sekira 100 orang
peserta.
"Saat
ini media massa, tengah menghadapi dilema, karena teknologi informasi
berkembang pesat," demikian ujar Rektor UIT, Prof. Dr. H. Baso Amang, SE,
M.Si. saat memberikan sambutan dan membuka dialog. Diperlukan intensitas kajian
dari jajaran perguruan tinggi, agar generasi mendatang memperoleh manfaat dari
perubahan peradaban dan kemajuan ilmu komunikasi, tambahnya.
Rektor
juga sangat mengapresiasi kegiatan GMKI, yang bekerja sama dengan Solidaritas
Aktivis Muda Indonesia (SAMI), Koran Ilmiah Kampus REKAM UIT, dan RAM Radio FM,
Makassar. "Kekuatan pers dalam menjaga peradaban, harus senantiasa
terjaga," ujarnya.
Dr.
Jejen Musfah, dalam pemaparan dan dialog, membagi trik memulai menulis di media
massa cetak, yang menurutnya seorang penulis harus memiliki kemauan kuat,
sebagai modal utama. Selanjutnya mutlak menjadi pembaca, sehingga dalam menulis
tidak akan kering dari data, serta kaya akan diksi. Pria yang kini menjadi
kolumnis di berbagai media nasional itu, berada di Makassar atas undangan Koran
Amanah.
Sedangkan
Zulkarnain Hamson, berbagi trik dalam memahami ideologi media, juga pentingnya
seorang wartawan memiliki idealisme, sehingga tidak terjebak dalam konflik
kepentingan antara kapitalisme dan tanggungjawab sosial juga moral profesi.
Zulkarnain,
yang kini tengah menyelesaikan penelitiannya tentang kecenderungan pemilih
perempuan dalam pemilukada, menegaskan "Fenomena berhenti terbitnya
sejumlah media ternama internasional, semisal The Independent & Independent
on Sunday, di Inggris awal tahun 2016 ini, perlu mendapat porsi kajian
mendalam."
Kedua
pemateri dialog itu, juga memiliki kesamaan pandangan akan pentingnya penjagaan
aspek moralitas, serta keseimbangan antara ideologi pasar dan ideologi bangsa
serta bernegara, sehingga ke-Indonesiaan dengan segala identitasnya tetap
terjaga.(Iskandar Burhan)