MENUJU PILPRES DAN PILEG 2019

Sabtu, 28 Juli 2018

Responsif Bangun Ekonomi Umat, Ketua MUI Puji Menteri Amran


(Foto: Istimewa)

Smartcitymakassar.com. --Makassar- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma'ruf Amin, menyebut Andi Amran Sulaiman sebagai menteri pertama yang merespon secara kelembagaan arus baru pertumbuhan ekonomi umat. Karenanya, ia pun akan melaporkan ke Presiden Jokowi tentang kinerja Menteri Amran yang mengambil langkah cepat menumbuhkan perekonomian umat melalui pesantren.

"Nanti ketemu Bapak Presiden Jokowi, saya akan bilang ternyata menteri Bapak yaitu Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, yang responsif terhadap arus baru pemberdayaan ekonomi umat," katanya pada acara Launcing Program Pemberdayaan Ekonomi Berbasi Pondok Pesantren pada Sektor Pertanian, Peternakan dan Penandagangan MoU antara Menteri Pertanian dengan MUI, serta Koperasi Mitra Santri Nasional (KMSN), Makassar, Sabtu (28/07/2018).

Menurut Ma'ruf Amin, alasan MUI ikut tanggung jawab melakukan pemberdayaan ekonomi umat karena ulama harus mengambil ruang dalam menghilangkan kemiskinan. Kalau umat lemah, negara akan ikut lemah dan sebaliknya jika umat kuat, negara pun akan kuat.

Hukum menghilangkan kelaparan adalah Fardu Kifayah. Hukumnya wajib dilakukan, namun apabila salah seoarang sudah melakukannya maka kewajiban tersebut gugur.

"Jika masih ada yang kelaparan, maka hukumnya Fardu Ain, atau semua ikut berdosa, termasuk para ulama-ulamanya," jelas Ma'ruf Amin.

Lebih lanjut ditegaskan bahwa dalam Fathul Mu'in disebutkan diantara Fardu Kifayah adalah menghilangkan kelaparan, orang yang kurang pakaian, kesehatan pendidikan dan hal-hal pokok yang tidak dapat dipenuhi.

"Kalau ada non muslim yang kelaparan, maka seluruh umat Islam berdosa termasuk ulama-ulamanya. Karena itulah peran ulama tidak hanya sebatas mencetak ulama, tapi juga harus terlibat dalam ekonomi umat," katanya.

Olehnya itu, lanjut Ma'ruf Amin, pesantren punya kekuatan menggerakan ekonomi umat. Dan Indonesia menuju lumbung pangan dunia optimis bisa dicapai. Sebab Indonesia punya potensi sumberdaya alam dan manusia yang besar.

Di acara ini, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan program pemberdayaan ekonomi umat berbasis pesantren merupakan wujud dan implementasi arus baru ekonomi indonesia melalui koperasi dan UMKN. Jika umat bisa digerakan semua, Indonesia pasti bisa menguasai dunia, menjadi negara super power.

"Kerja sama dengan MUI dan KMSN di era Pemerintahan Jokowi-JK ini pertama dalam sejarah. Kalau umat bergerak, Indonesia pasti hebat," ungkapnya.

"Kami yakin karena pesantren bisa dipercaya dan konsisten. Kalau kita kasih bantuan 100 ribu ha, yang ditanam pun 100 ribu ha. Kalau pesantren digerakan secara bersama, pertanian akan maju," tambah Amran.

Untuk diketahui, pada launching ini, Menteri Amran menyerahkan bantuan secara simbolis kepada pimpinan pengurus Pondok Pesantren berupa traktor R4 10 unit, benih jagung 50 ton, bibit durian 3000 pohon, bibit jeruk 10.000 pohon, kakao 50.000 pohon, kopi 50.000 pohon, sapi 100 ekor, ayam 10.000 ekor dan bimbingan teknis.

Sementara itu, Ketua KMSN, KH. Solahudin mengatakan, KMSN merupakan sebuah koperasi yang dibentuk MUI. Lembaga atau wadah yang arahnya jelas melakukan pemberdayaan ekonomi umat berbasis pesanteren. KMSN telah bermitra dengan pesantren se indonesia dengan mengembangkan jagung, padi dan ikan karamba serta komoditas pangan lainnya.

"Kami banggga mempunyai Menteri Pertanian seperti Andi Amran yang gigih memperjuangkan kepentingan petani. Para petani kami mengucapkan beribu terima kasih atas kebijakan Menteri Amran yang melarang impor," katanya.

Lebih lanjut Solahudin menjelaskan kebijakan Menteri Amran melarang masuknya impor merupakan kunci agar petani terus meningkatkan produksi dan kesejahteraan serta tingkatkan daya saing. Terbukti, dampak kebijakan melarang impor jagung, petani binaan KMSN bisa menanam jagung, salah satunya di Merauke.

"Kami mengucapkan terima kasih juga atas bantuan yang diberikan hari ini. Bantuan ini kami yakin mampu mendorong pertumbuhan ekonomi umat," tandas KH. Solahuddin.** (Fatahillah Mansur)