Smartcitymakassar.com. --Makassar- Salah satu
program unggulan Pemerintahan Kota (pemkot) Makassar sejak terpilihnya Moh.
Ramdhan Pomanto-Syamsu Rizal sebagai Walikota dan Wakil Walikota Makassar adalah
adanya reformasi mendasar dari birokrasi. Hal ini memang menjadi sangat penting
bila mengingat di sektor pelayanan (public
service) inilah, warga kota kerap memberi keluhannya.
Dalam
sistem tata kelola pemerintahan kota di Indonesia, institusi yang paling
terdepan dalam memberikan pelayanan pada publik adalah keluharan. Di kelurahan
inilah, warga masyarakat paling sering bertemu langsung dengan perangkat garda
depan pemerintahan kota. Hampir segala macam urusan administrasi warga, mulai
dari pengurusan kartu penduduk (KTP) sampai dengan pengantar untuk surat
penikahan melewati ‘meja’ kantor di kelurahan.
Tidak
sampai di situ saja, kelurahan juga merupakan ‘motivator’ paling terdepan
masyarakat untuk membangkitkan spirit kecintaan terhadap lingkungan kota. Hal
inilah yang paling terasa dari sosok Kartini P. Sos, yang saat ini sedang
menjabat sebagai Lurah pada Kelurahan Butung, Kecamatan Wajo, Kota Makassar.
Bagi Bu Lurah –demikian dia kerap disapa,
pelayanan pada masyarakat merupakan fungsi paling pokok dalam kelurahan
yang dipimpinnya. Tidak mengherankan bila setiap saat dia terlihat terjun
langsung di tengah kegiatan-kegiatan warganya.
Hal yang
menjadi bagian terpenting dalam seluruh aktifitasnya saat ini adalah bagaimana
menyukseskan program Makassar Tidak Rantasa’ (MTR) yang juga merupakan program
unggulan pemerintah kota. “Saya harus bersentuhan hati dengan masyarakat dan
tak bosan memberi penjelasan tentang MTR
ini”, ucapnya. Memotivasi, memberi teladan serta tetap dekat dengan warganya menjadi
panduan dalam menjalani aktivitas ibu kelahiran 31 Desember 1966 ini.
Mewujudkan
Kelurahan Butung sebagai kelurahan yang bersih dan aman menjadi program
prioritas kerjanya. Untuk mewujudkan itu, partisipasi warga menjadi hal yang
sangat penting. Dengan demikian, yang diperlukan adalah bagaimana membangkitkan
partisipasi warga masyarakat ini. Bagi Kartini yang memulai menjabat Lurah
Butung tahun 2013 lalu, partisipasi akan bangkit bila warga mendapat teladan
dari pemimpinnya. Di samping itu, warga juga merasakan bahwa lingkungan tempat
mereka adalah bagian dari diri mereka sendiri.
Rasa
memiliki (sense of belonging)
terhadap lingkungan sekitar inilah yang bisa menggerakkan partisipasi tersebut.
Semua ini harus berangkat dari bagaimana perangkat kelurahan mampu menjadi
‘pelayan masyarakat’ yang baik dan prima . “pelayanan yang juga bergulir sampai
pada tingkat Rukun Tetangga (RT) maupun Rukun Warga (RW)”, tuturnya.
Dengan
memberi pelayanan terbaik itulah, warga menjadi dekat dengan kelurahan. Dengan kedekatan antara warga
dengan kelurahannya, dengan sendirinya akan sangat membantu tugas-tugas perangkat
kelurahan yang ada. Memberikan yang terbaik pada warga dan senantiasa mampu
memotivasi untuk melakukan yang terbaik adalah
tugas terdepan kelurahan. “Kami melayani dengan hati. Itulah prinsip birokrasi
Pemerintahan Kota (pemkot) di kelurahan Butung yang saya pimpin ini”, tutur ibu
Lurah dengan tersenyum.* Iskandar Burhan