Smartcity Magazine
Forum Pertemuan Wali Kota se-ASEAN
(AMF) 8-10 September lalu telah usai digelar. Selama tiga hari, Kota Makassar
benar-benar menjadi ‘buah bibir’ berbagai kalangan. Acara yang mengangkat tema “Adaptive
and Intelligent Cities for Integrated Borderless Prosperous Region” ini
kemudian menghasilkan kesepakatan bersama. Sebuah komitmen besar yang diberi
tajuk “Deklarasi Makassar”.
Hari itu,
tanggal 8-10 September 2015, di dua tempat yakni Four Point Convention (by
Sheraton) dan Pantai Losari Makassar disuguhi pemandangan yang cukup menarik. Di
pantai Losari, sebuah panggung berdiri dan deretan kursi serta meja panjang
ditata rapi. Kali ini Pantai Losari disulap menjadi semacam restoran panjang dengan
ruang terbuka yang menghadap laut. Di tempat inilah kesepakatan tentang
penunjukan Makassar sebagai Sekretariat AMF sekaligus pembubuhan tandatangan
“Deklarasi Makassar” pertemuan Wali Kota se-ASEAN 2015 diselenggarakan.
Hari itu, tanggal 8-10 September 2015, di dua tempat yakni Four Point Convention (by Sheraton) dan Pantai Losari Makassar disuguhi pemandangan yang cukup menarik. Di Pantai Losari, sebuah panggung berdiri dan deretan kursi serta meja panjang ditata rapi. Kali ini Pantai Losari disulap menjadi semacam restoran panjang dengan ruang terbuka yang menghadap laut. Di tempat inilah kesepakatan tentang penunjukan Makassar sebagai Sekretariat AMF sekaligus pembubuhan tandatangan "Deklarasi Makassar" pertemuan Wali Kota se-ASEAN 2015 diselenggarakan.
Pertama, AMF harus mendukung masyarakat
ASEAN mewujudkan kesejahteraan warganya. Kedua,
AMF menginginkan ASEAN sebagai kekuatan regional, nasional dan lokal yang
berakar pada masing-masing kota. Ketiga,
Pilar masyarakat ASEAN harus ada di kota.
Keempat, AMF membuat sekretariat dan saling share informasi untuk pengembangan kota-kota anggotanya. Kelima,
Membentuk universitas ASEAN dan forum pemuda kota kawasan ASEAN.
Suksesnya
penyelenggaraan Forum Pertemuan Wali Kota se-ASEAN (AMF) 2015 menjadikan posisi
Makassar sebagai penyelenggara serta tuan rumah terdongkrak dan melambung
dideretan kota-kota ternama di kawasan ASEAN. Apalagi mengingat sejak Moh.
Ramdhan Pomanto mendapat mandat selaku pemimpin eksekutif Kota Makassar, dia
tak henti-hentinya berkeliling dan melakukan ‘tawaf” ke berbagai kota di ASEAN
serta forum-forum nasional, regional maupun internasional untuk membuka ruang
kesepahaman tentang kota masa depan.
Gagasan
visioner sekaligus revolusioner dari Wali Kota Makassar ini jelas mengemuka di
forum pertemuan lalu itu. Salah satu gagasan yang paling menarik dan langsung
mendapat respon kuat seluruh delegasi AMF 2015 adalah memasukkan kota dalam
keanggotaan ASEAN serta keinginan Wali Kota Makassar menyatukan mata uang ASEAN.
“Menjadi member of ASEAN merupakan
syarat mutlak bagi kota-kota ASEAN untuk lebih mampu bergerak dalam tataran implementasi
menghadapi era perdagangan bebas MEA 2015 nanti”, ujarnya.
Bagi Danny
Pomanto –demikian sapaan akrab sang Nakhoda Kota Makassar ini, negara memiliki
cakupan wilayah yang demikian luas sehingga tak akan mampu menangani persoalan
detail dan kompleks di kota. Apa lagi, untuk era globalisasi saat ini,
persentuhan langsung semua relasi dan interaksi dunia telah bergeser dari skala
negara menuju ke kota-kota. Di sini kota menjadi demikian penting dalam tata
kelola baru dari percaturan internasional. Dengan demikian, mau tak mau ke
depan nanti, pilar utama dari masyarakat ASEAN harus berada di kota.
Semua
gagasan visioner dan revolusioner yang ditelurkan dari forum pertemuan wali
kota se-ASEAN 2015 ini kemudian membawa ‘angin segar’ bagi optimisme menghadapi era ASEAN Community
(Masyarakat Ekonomi ASEAN) di akhir tahun depan. Setidaknya, satu tahapan telah
dicanangkan sebagai fondasi awal untuk menapak ‘arena’ baru perdagangan bebas
di kawasan Asia Tenggara.
Dikatakan
sebagai satu tahapan dalam langkah awal karena forum pertemuan wali kota se-ASEAN 2015 ini bukanlah tujuan
akhir, tapi sekadar prolog awal untuk
mengetahui serta meletakkan kesepahaman seluruh kota di ASEAN tentang bagaimana
memasuki era perdagangan bebas saat MEA 2015 diberlakukan nanti. “Yang paling
mendasar dari semua itu adalah bagaimana meletakkan posisi Makassar dalam
kesiapan kota ini memasuki era perdagangan bebas tersebut”, kata DR.Musran
Munizu SE. M.Si, staf pengajar yang saat
ini menjabat Sekretaris Jurusan Managemen dari Universitas Hasanuddin (Unhas)
Makassar.
Meletakkan
posisi serta kesiapan Kota Makassar dalam konstruksi real Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 nanti memang menjadi
bagian yang paling penting dalam seluruh tahapan dari hasil pertemuan ini.
Setidaknya, lewat pintu pertemuan itu, langkah-langkah strategis sekaligus peta
jalan (road map) menuju gerbang
Masyarakat Ekonomi ASEAN nanti telah dikantongi oleh semua stakeholder yang berkepentingan di dalam pergulatan pasar bebas
tersebut.
Dengan
jelasnya langkah-langkah strategis serta peta jalan (road map) ini, akan semakin memudahkan semua komponen masyarakat
untuk menyusun langkah dukungan dan persiapan yang baik agar ketika memasuki
ruang MEA 2015 tersebut, seluruh masyarakat telah paham apa yang akan mereka
hadapi sekaligus bagaimana langkah untuk mengantisipasinya. Menurut Murzan
Munizu, kesiapan Kota Makassar menghadapi MEA harus dilihat dari 3 aspek, yakni
pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat.
“Dari sisi
birokrasi, saya kira cukup siap, forum pertemuan Wali Kota ASEAN yang baru
digelar merupakan salah satu indikasi”, ujarnya. Namun bagi pelaku usaha,
khususnya UMKM merupakan peluang sekaligus ancaman. Menjadi peluang bila pelaku
usaha ini menghasilkan produk bermutu dan tersertifikasi misalnya SNI dan ISO
9001. “Sebaliknya akan menjadi ancaman bila bila produknya kurang bermutu
karena produk dipasar menjadi demikian kompetitif”, tegas Murzan.
Pada sisi
masyarakat, menurut pengajar Strategi Operasi ini masyarakat Kota Makassar yang
multi cultural cukup siap untuk berinteraksi dengan komunitas lain di ASEAN.
Pertumbuhan ekonomi kawasan yang merata dan kemampuan integrasi dengan
perekonomian global juga menjadi syarat penting kesiapan memasuki MEA 2015
nanti.
Namun di
atas semua itu, satu hal yang paling mendasar dari tugas pemerintah kota
(pemkot) Makassar pasca ASEAN Mayors Forum (AMF)2015 ini adalah adanya
sosialisasi massif kepada masyarakat,
pelaku usaha, dunia pendidikan serta di internal pemkot sendiri mengenai apa
itu ASEAN Community (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015. Karena bagaimanapun, bisa
dipastikan bahwa masih banyak diantara semua
stakeholder yang berkepentingan tersebut yang belum memahami ‘dunia’
seperti apa yang disebut era perdagangan bebas dari MEA 2015 ini.
Dengan kata lain, untuk memasuki era baru
perdagangan bebas dari Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 nanti, seluruh pemahaman
serta langkah persiapan bukan hanya menjadi bagian kerja pemerintahan kota
(pemkot) Makassar semata, namun merupakan kerja dari seluruh komponen
masyarakat yang bergerak sinergis. Karena pertaruhannya bukan saja bagi
keberhasilan sebuah pemerintahan kota, namun sangat berkaitan dengan tingkat
kemaslahatan serta kesejahteraan warga kota Makassar.*
Makmur Gazali
redaksi@smartcitymakassar.com