MENUJU PILPRES DAN PILEG 2019

Rabu, 16 Desember 2015

Menapak Gerbang Masyarakat Ekonomi ASEAN (Edisi 7, Oktober 2015)

Edisi 7 Oktober 2015
Smartcity Magazine




Forum Pertemuan Wali Kota se-ASEAN (AMF) 8-10 September lalu telah usai digelar. Selama tiga hari, Kota Makassar benar-benar menjadi ‘buah bibir’ berbagai kalangan. Acara yang mengangkat tema “Adaptive and Intelligent Cities for Integrated Borderless Prosperous Region” ini kemudian menghasilkan kesepakatan bersama. Sebuah komitmen besar yang diberi tajuk “Deklarasi Makassar”.


Hari itu, tanggal 8-10 September 2015, di dua tempat yakni Four Point Convention (by Sheraton) dan Pantai Losari Makassar disuguhi pemandangan yang cukup menarik. Di pantai Losari, sebuah panggung berdiri dan deretan kursi serta meja panjang ditata rapi. Kali ini Pantai Losari disulap menjadi semacam restoran panjang dengan ruang terbuka yang menghadap laut. Di tempat inilah kesepakatan tentang penunjukan Makassar sebagai Sekretariat AMF sekaligus pembubuhan tandatangan “Deklarasi Makassar” pertemuan Wali Kota  se-ASEAN 2015 diselenggarakan.

Hari itu, tanggal 8-10 September 2015, di dua tempat yakni Four Point Convention (by Sheraton) dan Pantai Losari Makassar disuguhi pemandangan yang cukup menarik. Di Pantai Losari, sebuah panggung berdiri dan deretan kursi serta meja panjang ditata rapi. Kali ini Pantai Losari disulap menjadi semacam restoran panjang dengan ruang terbuka yang menghadap laut. Di tempat inilah kesepakatan tentang penunjukan Makassar sebagai Sekretariat AMF sekaligus pembubuhan tandatangan "Deklarasi Makassar" pertemuan Wali Kota se-ASEAN 2015 diselenggarakan.


Pertama, AMF harus mendukung masyarakat ASEAN mewujudkan kesejahteraan warganya. Kedua, AMF menginginkan ASEAN sebagai kekuatan regional, nasional dan lokal yang berakar pada masing-masing kota. Ketiga, Pilar masyarakat ASEAN harus ada di kota. Keempat, AMF membuat sekretariat dan saling share informasi untuk pengembangan kota-kota anggotanya. Kelima, Membentuk universitas ASEAN dan forum pemuda kota kawasan ASEAN.


Suksesnya penyelenggaraan Forum Pertemuan Wali Kota se-ASEAN (AMF) 2015 menjadikan posisi Makassar sebagai penyelenggara serta tuan rumah terdongkrak dan melambung dideretan kota-kota ternama di kawasan ASEAN. Apalagi mengingat sejak Moh. Ramdhan Pomanto mendapat mandat selaku pemimpin eksekutif Kota Makassar, dia tak henti-hentinya berkeliling dan melakukan ‘tawaf” ke berbagai kota di ASEAN serta forum-forum nasional, regional maupun internasional untuk membuka ruang kesepahaman tentang kota masa depan.

Gagasan visioner sekaligus revolusioner dari Wali Kota Makassar ini jelas mengemuka di forum pertemuan lalu itu. Salah satu gagasan yang paling menarik dan langsung mendapat respon kuat seluruh delegasi AMF 2015 adalah memasukkan kota dalam keanggotaan ASEAN serta keinginan Wali Kota Makassar menyatukan mata uang ASEAN. “Menjadi member of ASEAN merupakan syarat mutlak bagi kota-kota ASEAN untuk lebih mampu bergerak dalam tataran implementasi menghadapi era perdagangan bebas MEA 2015 nanti”, ujarnya.

Bagi Danny Pomanto –demikian sapaan akrab sang Nakhoda Kota Makassar ini, negara memiliki cakupan wilayah yang demikian luas sehingga tak akan mampu menangani persoalan detail dan kompleks di kota. Apa lagi, untuk era globalisasi saat ini, persentuhan langsung semua relasi dan interaksi dunia telah bergeser dari skala negara menuju ke kota-kota. Di sini kota menjadi demikian penting dalam tata kelola baru dari percaturan internasional. Dengan demikian, mau tak mau ke depan nanti, pilar utama dari masyarakat ASEAN harus berada di kota.

Semua gagasan visioner dan revolusioner yang ditelurkan dari forum pertemuan wali kota se-ASEAN 2015 ini kemudian membawa ‘angin segar’  bagi optimisme menghadapi era ASEAN Community (Masyarakat Ekonomi ASEAN) di akhir tahun depan. Setidaknya, satu tahapan telah dicanangkan sebagai fondasi awal untuk menapak ‘arena’ baru perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara.

Dikatakan sebagai satu tahapan dalam langkah awal karena forum pertemuan  wali kota se-ASEAN 2015 ini bukanlah tujuan akhir, tapi sekadar prolog awal untuk mengetahui serta meletakkan kesepahaman seluruh kota di ASEAN tentang bagaimana memasuki era perdagangan bebas saat MEA 2015 diberlakukan nanti. “Yang paling mendasar dari semua itu adalah bagaimana meletakkan posisi Makassar dalam kesiapan kota ini memasuki era perdagangan bebas tersebut”, kata DR.Musran Munizu  SE. M.Si, staf pengajar yang saat ini menjabat Sekretaris Jurusan Managemen dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.

Meletakkan posisi serta kesiapan Kota Makassar dalam konstruksi real Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 nanti memang menjadi bagian yang paling penting dalam seluruh tahapan dari hasil pertemuan ini. Setidaknya, lewat pintu pertemuan itu, langkah-langkah strategis sekaligus peta jalan (road map) menuju gerbang Masyarakat Ekonomi ASEAN nanti telah dikantongi oleh semua stakeholder yang berkepentingan di dalam pergulatan pasar bebas tersebut.

Dengan jelasnya langkah-langkah strategis serta peta jalan (road map) ini, akan semakin memudahkan semua komponen masyarakat untuk menyusun langkah dukungan dan persiapan yang baik agar ketika memasuki ruang MEA 2015 tersebut, seluruh masyarakat telah paham apa yang akan mereka hadapi sekaligus bagaimana langkah untuk mengantisipasinya. Menurut Murzan Munizu, kesiapan Kota Makassar menghadapi MEA harus dilihat dari 3 aspek, yakni pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat.

“Dari sisi birokrasi, saya kira cukup siap, forum pertemuan Wali Kota ASEAN yang baru digelar merupakan salah satu indikasi”, ujarnya. Namun bagi pelaku usaha, khususnya UMKM merupakan peluang sekaligus ancaman. Menjadi peluang bila pelaku usaha ini menghasilkan produk bermutu dan tersertifikasi misalnya SNI dan ISO 9001. “Sebaliknya akan menjadi ancaman bila bila produknya kurang bermutu karena produk dipasar menjadi demikian kompetitif”, tegas Murzan.

Pada sisi masyarakat, menurut pengajar Strategi Operasi ini masyarakat Kota Makassar yang multi cultural cukup siap untuk berinteraksi dengan komunitas lain di ASEAN. Pertumbuhan ekonomi kawasan yang merata dan kemampuan integrasi dengan perekonomian global juga menjadi syarat penting kesiapan memasuki MEA 2015 nanti.

Namun di atas semua itu, satu hal yang paling mendasar dari tugas pemerintah kota (pemkot) Makassar pasca ASEAN Mayors Forum (AMF)2015 ini adalah adanya sosialisasi massif kepada masyarakat, pelaku usaha, dunia pendidikan serta di internal pemkot sendiri mengenai apa itu ASEAN Community (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015. Karena bagaimanapun, bisa dipastikan bahwa masih banyak diantara semua stakeholder yang berkepentingan tersebut yang belum memahami ‘dunia’ seperti apa yang disebut era perdagangan bebas dari MEA 2015 ini.

Dengan kata lain, untuk memasuki era baru perdagangan bebas dari Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 nanti, seluruh pemahaman serta langkah persiapan bukan hanya menjadi bagian kerja pemerintahan kota (pemkot) Makassar semata, namun merupakan kerja dari seluruh komponen masyarakat yang bergerak sinergis. Karena pertaruhannya bukan saja bagi keberhasilan sebuah pemerintahan kota, namun sangat berkaitan dengan tingkat kemaslahatan serta kesejahteraan warga kota Makassar.*

Makmur Gazali
redaksi@smartcitymakassar.com