MENUJU PILPRES DAN PILEG 2019

Senin, 25 Januari 2016

10 Tokoh Revolusi Mental, Danny Pomanto Salah Satunya



smartcitymakassar.com –MAKASSAR- Wali Kota Makassar, Moh, Ramdhan Pomanto terpilih sebagai salah satu tokoh revolusi mental yang akan dicatat dalam buku “Lima Pilar Revolusi Mental” karya Hamry Gusman Zakaria

Buku yang akan diterbitkan dalam bentuk trilogy akan diawali dengan kata pengantar dar Presideb RI, Joko Widodo. Menurut Hamry, Danny Pomanto memenuhi syarat sebagai pemimpin kota yang telah mengaplikasikan revolusi mental di Indonesia. “Dari data base dan penelusuran kami, ada banyak inovasi yang dilahirkan beliau (Danny Pomanto) dalam mengubah Makassar menjadi kota modern seperti saat ini”, ujarnya kepada wartawan seusai melakukan pertemuan dengan Danny Pomanto, Senin (25/1).

Sebelum pertemuannya dengan Wali Kota Makassar, bersama Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Makassar, Muhammad Ismoenandar, Hamry melakukan kunjungan ke Makassar Operation Room yang terletak di lantai 10 Balaikota Makassar. “ Operation Room ini juga menjadi catatan kami sebagai terobosan yang dilakukan Pak Dany”, jelas Hamry.

Dijelaskannya, selain Operation Room, dia juga memiliki data bese yang menjadi terobosan Wali Kota Makassar yang dijadikan standar pelayanan nasional, seperti Home Care. “Model pelayanan kesehatan ini belum ada di Indonesia sebelumnya, sehingga kami kategorikan sebagai inovasi”, kata Hamry.

Terkait buku yang sedang ditulisnya, Hamry menyebut 10 Tokoh yang dianggap terbaik dalam mengimplementasikan revolusi mental di daerah masing-masing. “Yang kita pilih benar-benar best of the best. Ada gubernur, wali kota, bupati dan juga pemimpin dunia. “Di Sulsel terpilih tiga pemimpin yakni, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, Wali Kota Makassar, Danny Pomanto serta Bupati Bantaeng, Nurdin Abdullah.


Sementara itu, Wali Kota Makassar menyambut baik atas pembuatan buku ini. “Bagi kami revolusi mental itu harus menyentuh ke lapisan terbawah. Revolusi mental tidak boleh hanya sampai pada tatanan abstrak saja, tapi harus masuk ke sendi-sendi masyarakat. Ini memang bukan pekerjaan mudah, seluruh aparat harus bekerja maksimal”, pungkasnya. * (Iskandar Burhan)