MENUJU PILPRES DAN PILEG 2019

Sabtu, 29 Oktober 2016

Danny: Sejarah Revolusi Dunia Selalu Dipelopori Pemuda

Wali Kota Danny Pomanto pada dialog pemuda (Foto: Kandar Oliver)

smartcitymakassar.com - Wali kota Makassar Moh. Ramdhan 'Danny' Pomanto hadir menjadi narasumber pada dialog pemuda meperingati hari sumpah pemuda oleh Badko HMI Sulselbar di Warkop CCR, Jumat malam, (28/10/2016).

Selain Danny, juga hadir  menjadi narasumber Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) pada kegiatan bertajuk 'Pemuda Radikalisme dan Masa Depan Bangsa' bersama narasumber lainnya dari kalangan akademisi Prof. Qasim Mathar.

Danny mengatakan dalam sejarah revolusi di dunia sebagian besar dilakukan dan dipelopori oleh pemuda. Sehingga menurutnya, alangkah berbahayanya jika pemuda terjangkit paham radikalisme.

Karena itu, khusus bagi umat Islam Danny menganjurkan pemuda agar benar-benar memahami, membaca, serta, memaknai agama secara mendalam.

"Radikalisme bisa ditanggulangi dengan kembali pada Alquran dan Hadis secara benar," ucapnya.

Selain itu, Danny juga mengimbau pemuda agar mewaspadai acaman perang proxy dan perang asimetris (proxy war and asimetri war). Jangan sampai, pemuda menjadi alat perang atau pejuang kepentingan yang mereka tidak ketahui.

"Paradigma kekuatan sekarang sudah berubah, bukan lagi yang besar yang kuat, melainkan siapa yang cepat beradapatasi dengan zaman, dialah yang kuat," pungkasnya.

Senada dengan itu, Kepala BNPT Komjen Pol. Suhardi Alius mengungkapkan salah satu upaya agar pemuda tidak terjangkit radikalisme ialah dengan menyiapkan penyaluran energi yang positif.

"Pemuda utamanya mahasiswa masih sangat dinamis, masa proses pencarian jati diri. Tapi juga bisa salah jalan dan melakukan perbuatan radikalisme jika tidak memiliki wadah menyalurkan energi besar yang mereka miliki," ungkapnya.

Jangankan mahasiswa, saat ini kata Suhardi radikalisme telah menjangkiti masyarakat hingga ke jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Untuk itulah pihaknya melibatkan banyak ahli, termasuk agamawan serta berkoordinasi dengan 17 kementrian demi menekan paham-paham tersebut muncul di masyarakat.(Iskandar Burhan)