![]() |
(Source: Website Project Loon) |
Smartcitymakassar.com. --Makassar- Perusahaan raksasa Google tengah mencoba layanan internet kecepatan tinggi menggunakan balon udara lewat proyeknya bernama Loon yang dikenal dengan balon internet Google.
Proyek Loon adalah jaringan dari balon-balon udara yang didesain untuk memperluas konektivitas internet ke penduduk yang bermukim di daerah terpencil di dunia. Ada lebih dari setengah penduduk dunia masih dalam kondisi tanpa akses internet seperti disebutkan di website proyek loon.
Proyek loon, sebuah proyek penelitian dan pengembangan yang dikembangkan oleh perusahaan X (dulunya bernama Google X), menggunakan balon berisi helium yang ditempatkan atau melintas di zona stratosphere atau di ketinggian sekitar 20 km di atas permukaan bumi.
Jaringan balon-balon inilah yang membangun jaringan nirkabel udara (aerial wireless network) dengan kecepatan 4G-LTE. Balon dilengkapi transceiver untuk memancarkan atau meneruskan koneksi yang berasal dari stasion telekomuniasi di bumi.
Diuraikan di website proyek loon, balon bergerak di zona stratosphere berdasarkan angin yang memiliki beberapa "lapis". Tiap lapis beragam dalam hal kecepatan dan arah. Balon ditempatkan pada posisi yang diperlukan dengan jalan naik atau turun "lapis". Untuk menentukan di "lapis" mana balon diperlukan, proyek menggunakan model prediktif angin serta algoritma pengambilan-keputusan.
Koneksi internet kecepatan tinggi yang dipancarkan satu balon, ke balon terdekat lainnya, adalah berasal dari mitra telekomunikasi yang ada di bumi. Koneksi internet ini kemudian diteruskan (relay) di sepanjang suatu jaringan balon, dan kembali ke pengguna internet di bumi.
Pada 2016 lalu, proyek loon telah melakukan uji antara lain di Sri Lanka, Peru, Indonesia dan Australia. Uji pertama dilakukan di Selandia Baru tahun 2013 lalu.
Beberapa data dari balon internet Google ini, adalah seperti: catatan terbaik terbangnya selama 190 hari, melintas sepanjang 122,000 km, terbang melintasi 19 negara, berada pada ketinggian maksimum yang dapat dicapai 20,353 km dari permukaan bumi.* (Thoha Pacong)