MENUJU PILPRES DAN PILEG 2019

Rabu, 09 Mei 2018

Debat Kandidat Pilgub Sulsel ke 3 Angkat Tema Korupsi, Kebudayaan, HAM dan SARA

ilustrasi    

smartcitymakassar.com - Jakarta - Debat kandidat calon gubernur dan wakil gubernur (Cagub-Cawagub) Sulsel 2018 jilid III kembali digelar di Jakarta pada hari ini, Rabu (9/5). Setelah stasiun Metro TV menayangkan debat Pilgub kedua, kali ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) bekerjasama dengan stasiun TVRI Pusat, Jl. Gerbang Pemuda Senayan, Jakarta Pusat.

Komisioner Kepala Bagian Humas KPU Sulsel Asrar M mengatakan, pihaknya masih memilih Jakarta sebagai lokasi debat tidak lain untuk efesiensi anggaran.

“Di Jakarta tidak memakan anggaran banyak, maksimal Rp 200 juta saja tidak lebih dari itu,” katanya.

Kali ini, KPU Sulsel memberi durasi debat yang lebih lama, yakni selama 3 jam 30 menit yang terdiri dari debat 2 jam, iklan 1 jam 30 menit. Sebelumnya, debat perdana berlangsung 2 jam 30 menit yang ditayangkan Kompas TV. Debat kedua, durasi lebih sedikit yakni 120 menit di Studio Metro TV.

“Dengan waktu yang begitu banyak dipastikan empat kandidat gubernur akan memaparkan visi misi mereka dengan sebaik mungkin. Mengingat debat tersebut merupakan yang terakhir kalinya sebelum pemilihan berlangsung,” jelas Asrar.

Debat ketiga akan dipandu dua host atau presenter TVRI. Mereka adalah Yundini Husni Jamaluddin dan Imam Priyono.

“Pendukung masing-masing paslon hanya bisa masuk 30 orang. Tidak ada lagi undangan khusus semacam debat publik kedua. Kami hanya undang pimpinan parpol dan pejabat negara asal Sulsel,” ungkap Asrar.

Terkait pengamanan debat ketiga, Asrar menjelaskan tetap berkoordinasi dengan pihak Polda Metro Jaya.

“Pengamanan dari Polda Metro Jaya, kita sudah menyampaikan ke Polda Sulsel dan Polda Metro Jaya dan pastinya ini akan berkordinasi,” tuturnya.

Sementara itu, teknis debat dan panelis yang akan diundang sama seperti debat sebelumnya. “Kriteria panelisnya itu dari kalangan pakar akadrmisi perguruan tinggi, aktivis dan peneliti,” pungkasnya.

Adapun tema debat yakni ‘Penguatan kearifan lokal yang memperkokoh ideologi bangsa dan NKRI. Meliputi: korupsi, narkoba, kebudayaan, HAM, SARA, radikalisme, dan kelompok minoritas’.

Sementara itu, keempat pasangan Cagub-Cawagub Sulsel 2018 yang akan beradu argumen nantinya telah mematangkan persiapannya.

Juru Bicara (Jubir) paslon no. urut 1 Nurdin Halid-Aziz Kahar (NH-Aziz) Ziaur Rahman mengaku hingga saat ini telah merampungkan persiapan untuk debat. Hanya saja, tidak ada persiapan khusus.

“Sebenarnya biasa-biasaji persiapannya, seperti karakternya beliau, kita menjalani semua dengan normal, tidak ada yang berlebih saya kira mungkin itu modelnya. Jadi segalanya dihadapi dengan biasa biasa saja, standar, normal, kalaupun ada yang dipersiapkan saya kira lebih kepada penguatan-penguatan saja,” jelasnya.

Terkait tema, ia mengatakan bahwa tema tersebut sudah masuk ke dalam visi misi NH Aziz. Sementara, tim NH Aziz yang akan hadir di antaranya, pimpinan parpol pengusung, tim kampanye dan keluarga paslon.

“Ada sekitar 50 an orang yang berangkat ke Jakarta. Tapi yang bisa masuk itu cuma 30 orang sesuai dengan undangan,” ujarnya.

Terpisah, Juru Bicara (Jubir) paslon no. Urut 2 Agus-Tanribali (Agus-TBL) Andry Arif Bulu mengatakan, dalam debat dengan mengangkat kearifan lokal, sebagian besar merupakan visi misi Agus TBL.

“Kebetulan besok itu adalah temanya kearifan lokal, di mana isinya adalah pemberantasan narkoba, korupsi, hukum dan ham, serta budaya, itu sudah ada dalam fokus tuntas Agus-TBL. Jadi boleh dikatakan ini adalah debat yang berisi visi misi pak agus,” jelasnya, saat ditemui usai acara dialog di CCR, Panakkukang Makassar. Selasa (08/05)

Sementara, yang akan menghadiri debat dari Tim Agus-TBL, kata Andry, di antaranya tim sukses dan partai pengusung yang tidak lebih dari 30 orang.

“Insyaallah debat nanti akan lebih bagus dari debat sebelumnya. Kan ndangannya ada 30 orang. Jadi yang hadir ada tim sukses sendiri, ada partai pengusung yang ikut, kemudian ada beberapa orang dari tim keluarga pak agus dan tanribali. Dari DPP tidak ada. Tapi dari perwakilan DPW sulsel, baik gerindra, pbb, ppp insyaallah akan hadir di jakarta,” ungkapnya.

Jubir No. Urut 3 Nurdin Abdullah – Andi Sulaiman (Prof Andalan) Haeruddin Nurman menjelaskan, sekaitan dengan tema, Prof Andalan tidak terlalu melakukan persiapan-persiapan khusus. Sebab, katanya, isu korupsi dan narkoba jauh dari kepemimpinan Prof Andalan.

“Nah kalau ditopik ketiga ini kami tidak perlu melakukan persiapan persiapan khusus, karena topik pertama misalnya korupsi, pak NA itu bersih dari korupsi, kemudian pernah mendapat Bung Hatta Awards anti corruption itu tahun 2018,” ujarnya.

Lebih lanjut Haeruddin mengatakan, figur Nurdin Abdullah merupakan figur yang menjunjung tinggi sipakatau, sipakasiri, dan sipakalebbi. Untuk itu, budaya tersebut telah tertanam dalam diri NA sehingga dianggap clear terhadap isu-isu narkoba dan korupsi.

“Saya kira bicara mengenai topik, NA clear dari persoalan-persoalan itu dan saya kira sejarahnya org-orang tahu bahwa kelebihan NA itu memang selalu menjadi keinginan rakyat,” ujarnya.

Sementara itu, Jubir no urut 4 Ichsan Yasin Limpo dan Muzakkar (IYL-Cakka) Henny Handayani mengatakan dalam debat kali ini IYL Cakka masih menekankan pada progran pendidikan dan rumah produktif.

“Tapi kalau isu SARA dan NKRI, saya pikir akarnya adalah pendidikan. Bagaimana generasi ini diberikan pemahaman apakah itu pendidikan karakter misalnya. Jadi kalau IYL sendiri melihat bahwa kalau mau negara ini aman, maka seluruh masyarakat ini harus sama di mata hukun. Hak mereka terpenuhi, termasuk hak pendidikan,” ujarnya.

Jadi konsep punggawa dari awal sampai sekarang, kata Henny, memang konsepnya adalah bagaimana membangun pendidikan yang benar-benar berkualitas.

“Karena kalau generasi kita cerdas terdidik, memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana menjadi warga negara yang baik, saya pikir negara kita tidak akan terpecah belah,” paparnya.

Ditanya soal keberangkatan tim ke Jakarta, Henny mengatakan, bahwa tim dibagi menjadi dua. Sebagian ke Jakarta, sebagian lagi ikut dalam persiapan kampanye akbar di Luwu Utara.

“Tidak semua massa dibawa ke Jakarta, karena sebagian besar teman-teman dimobilisasi ke Lutra untuk kampanye akbar. Jadi mungkin mobilisasi ke jakarta tidak ada, cuma memang hanya beberapa orang yg khusus terkait dengan proses debat nanti,” tutup Henny. (Ril/Iskandar Burhan)