smartcitymakassar.com, Makassar - Pasca foto Presiden Jokowi yang berpelukan dengan Calon presiden Prabowo Subianto dan atlet Pencak Silat Hanif yang mendapat medali emas di Asian Games 2018 beberapa hari yang lalu.
Menanggapi hal itu, pengamat politik Hankam Arqam Azikin mengatakan, momen seperti ini hal biasa dalam peristiwa olahraga. Karena ada Hanif perahi Emas yang menjadi perekat kedua Calon Presiden. Tanpa Hanif peristiwa ini tidak akan terjadi dalam posisi dimensi kedua Tokoh yang akan maju di Pilpres April 2019 mendatang.
"Sepontanitas kejadian tersebut minimal menurunkan "tensi politis" yang lagi bergolak di beberapa daerah, dengan adanya Penghadangan sekelompok orang kepada yang melaksanakan Deklarasi #2019 Ganti Presiden," ujar Arqam Azikin saat dikonfirmasi via whatsapp. Sabtu, (1/9/2018).
Akademisi Fisip Universitas Muhammadiyah Makassar itu juga menambahkan bahwa Ketegangan di Riau, Surabaya dan beberapa daerah, yang beda dukungan Pilpres sejenak terlupakan oleh menyebarnya Video serta Foto "pelukan segitiga" Prabowo - Hanif - Jokowi.
Lebih lanjut pendiri Sekolah Kebangsaan menuturkan dalam proses komunikasi politik porsi Video dan Foto yang tersebar sangat cepat, akan menambah perhatian masyarakat ke arah Pelukan Tiga Sosok di Tribun VVIP. Namun, bila bergeser ke sisi "gambar politis" secara otomatis sosok Hanif tidak lagi tersimpan lama dalam persepsi publik.
"Inisiatif Hanif yang Juara merahi Medali Emas dengan merangkul mengajak Prabowo - Jokowi dalam pelukan bersama, merupakan kecepatan berpikir seorang Hanif dalam merekatkan kedua Tokoh Politik yang akan bertanding Final di Pemilihan Presiden RI. Pada momen pelukan Tiga Tokoh di arena Pencak Silat juga memberikan pesan politik yang kuat kepada para elit politik Indonesia, untuk senantiasa tetap menjunjung sportivitas dalam setiap "pertarungan politis" dengan menjaga Kebersamaan walaupun akan merebutkan "kursi pemimpin" di Level manapun," ungkapnya. (Fatahillah Mansur)
