Smartcitymakassar.com. --Makassar-. Dengan bekal pengalaman panjang di jalur birokrasi, tidak
mengherankan bila sosok pemimpin yang satu ini sangat memahami lika-liku dunia
pelayanan publik. Namanya Drs. Ayyub Salahuddin. Memangku jabatan sebagai Lurah
Gunung Sari, Kecamatan Rappocini Makassar sejak 6 Maret 2015 lalu, segudang
jabatan lain pernah disandangnya.
Hal yang menarik dari sosok kepemimpinan Ayyub Salahuddin
adalah kemampuannya dalam membangun pola relasi yang kuat dengan berbagai
komponen baik dari unsur pemerintahan sendiri maupun dengan masyarakat. Ini
memang ditunjang oleh pola komunikasi persuasif yang senantiasa dikedepankannya
dengan sangat intensif. Lahir pada 10 Januari 1966, sosok pemimpin yang ramah
ini memang sering melahirkan berbagai gagasan yang orisinal dalam kerangka
memaksimalkan kinerja program-program
unggulan pemerintahan kota (Pemkot) Makassar.
Semua itu bisa dilihat ketika sosok yang telah beberapa kali
memangku jabatan Lurah di berbagai kelurahan ini membangun sebuah sistem
terpadu dalam menggenjot sistem keamanan dan kebersihan lingkungan yang menjadi
prioritas kerja di kelurahan yang dipimpinnya. Sistem keamanan terpadu tersebut
berangkat dari basis masyarakat yang menjalin kemitraan dengan unsur keamanan
Polri, TNI, tokoh agama dan seluruh elemen perangkat kelurahan. Satu yang
paling terasa dari terbangunnya sistem ini adalah telah aktifnya pos keamanan
lingkungan (siskamling) di wilayahnya.
Pada program kebersihan lingkungan, Ayyub Salahuddin terbilang
berhasil dalam membangun sistem kesadaran warga akan pentingnya kebersihan
lingkungan. Hal itu tidak dicapai dengan mudah. Dalam prosesnya, Ayyub
Salahuddin tidak bosan-bosannya memotivasi warga tentang pentingnya menjaga,
melaksanakan dan menciptakan kebersihan lingkungan. Semua hal tersebut
dilakukan dengan berbagai cara mulai dari rapat pertemuan (sosialisasi) RW/RT
bersama seluruh eleman warga, memasang ‘papan bicara’, baliho, surat edaran,
himbauan di masjid serta silaturrahim langsung ke rumah-rumah warga.
Bagi Ayyub Salahuddin, program pemerintah kota (Pemkot)
Makassar yang menjadi konsentrasi kerja kelurahaannya saat ini adalah bagaimana
meramu dan mensinergikan berbagai program tersebut sebagai satu kesatuan utuh.
Program MTR (Makassar Tidak Rantasa’)
sebagai sebuah tema besar yang diikuti program Smart dan Sombere’ City, Smart Card, Mabello, Lorong Garden, Lorong KB, Lorong Sehat, Bank
Sampah, Punggawa Kebersihan, Kebun Bibit, RW Mandiri dan Lihat Sampah Ambil
(LISA), merupakan program kebijakan Pemkot yang wajib disukseskan.
Untuk menggerakkan hal itu, Ayyub Salahuddin menginisiasi
berbagai kegiatan dengan pelibatan aktif warga kelurahan. Kegiatan tersebut
antara lain membentuk komunitas Peduli Lingkungan dikalangan pemuda dan remaja,
melaksanakan perlombaan kebersihan antar RW menyambut HUT RI ke 70 serta kerja
bakti rutin pada hari Minggu di RW maupun tingkat RT.
Bagi Ayyub Salahuddin, sebagai ujung tombak dari pelayanan
publik, kerja aparat kelurahan senantiasa perlu dievaluasi terus-menerus. Untuk
mengukur tingkat kinerja aparatnya di kelurahannya, dia senantiasa melihatnya
dari parameter kompetensi sumberdaya
manusia dalam bidang pengadministrasian, kemampuan komunikasi yang mampu
menggerakkan partisipasi warga, kepemimpinan, integritas, loyalitas serta
kemampuan fisik dan mental aparatnya dalam mengelola setiap urusan yang
demikian kompleks di masyarakat perkotaan.
Dalam bingkai kerja seperti itulah, Ayyub Salahuddin meletakkan
basis amanah jabatan yang diembannya. “Seorang pemimpin haruslah mampu menjadi
panutan, motivator, inspirator, mediator dan sekaligus menjadi aktor dan
pengendali organisasi kolektif masyarakat”, tegasnya. Dengan kata lain, bagi Ayyub Salahuddin,
seorang pemimpin haruslah mampu memancarkan resonansi kepemimpinan dalam
seluruh aspek kerja pengabdiannya pada masyarakat.* Iskandar Burhan
Dimuat Edisi 6 September, 2015, SmartCity Magazine