MENUJU PILPRES DAN PILEG 2019

Rabu, 06 Januari 2016

Corat-Coret yang "Go International"



Smartcitymakassar.com. --Makassar- Sektor ekonomi kreatif yang berkembang pesat saat ini telah merambah ke pelbagai kota di seluruh Indonesia, salah satunya adalah kota Makassar. Di kota ini, tepatnya jalan Arif Rate, penulis mengunjungi Kafe Ezpresso untuk mencoba berbaur dan menikmati antusias para pelaku ekonomi kreatif.

Salah satunya adalah Randy Rajavi – sosok pemuda kelahiran Ujung Pandang, 19 Agustus 1986 – yang merupakan salah satu dari sekian graphic designers asal Makassar yang telah Go International.

Sebagai salah seorang pelaku indsutri kreatifitas di Makassar tepatnya industri jasa pembuatan logo atau ikon suatu organisasi atau perusahaan, Randy (sapaan akrab Randy Rajavi) memiliki cerita yang menarik dibalik proses dia menjadi salah satu Graphic Designer muda yang masterpiece-nya laris manis di pasar internasional.

Dengan antusias, Randy bercerita bahwa pertama kali dia mengikuti perlombaan tingkat lokal yaitu Sayembara Logo Makassar dan Logo Persatuan Sepakbola Makassar (PSM). Namun, Randy akhirnya gagal memenangkan dua sayembara tersebut dan hanya menjadi finalis di dua perlombaan tersebut.

Rasa kecewa sama sekali tidak terbesit dalam hati Randy, tetapi justru menjadi motivasi dia untuk terus belajar menggeluti hobi yang menjadi profesi dia yaitu dunia desain, khususnya Artwork, Digital Images, dan Logo.

Hobi Randy ini bermula sejak dia masih berumur lima tahun dimana dia senang sekali mewarnai buku bergambar dan di usia tersebutlah dia sangat tertarik oleh warna-warna. Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), secara kebetulan kakak Randy menggambar logo grup musik Van Halen menggunakan applikasi Corel Draw.

Randy melihat aktifitas kakaknya kemudian dia pun tertarik dengan desain logo menggunakan Corel Draw. Sejak saat itulah, Randy kemudian mencoba belajar secara otodidak serta mencari referensi dari internet dalam proses pembelajarannya.

Sampai tahun 2008, Randy hanya menggunakan perangkat yang cukup sederhana untuk seorang Graphic Designer yaitu komputer Pentium III dengan VGA 64Bit, dan RAM 1GB. Namun, ini bukan menjadi halangan untuk Randy menjadi pemuda kreatif dalam menghasilkan karya-karya yang ciamik.

Sebagai contoh karya yang dibuat melalui perangkat sederhana tersebut adalah Randy berhasil memenangkan sayembara logo Sun Tea dari Amerika Serikat yang dimeriahkan oleh 138 desainer dari seluruh dunia dengan 434 desain logo dalam sayembara tersebut.


Salah satu karya Randy yang memenangkan sayembara logo di Austria


Desain logo Sun Tea yang diciptakan oleh Randy juga terpampang jelas di salah satu mobil peserta perlombaan balapan ternama di Amerika, The National Association for Stock Car Auto Racing (NASCAR). Kemudian, Randy memenangkan sayembara logo organisasi bernama Ocounco (Puerto Rico) yaitu organisasi yang bergerak dalam bidang pelesetarian dan perlindungan flora dan fauna langka di Puerto Rico.

Prestasi Randy pun kemudian dilengkapi dengan memenangkan sayembara logo dari KelleyNorcia (Connecticut), Eilleen’s (Australia), World War Brew (Amerika), dan Alte Bäckerei (Austria). Sumbangsih besar Randy dalam merangsang industri kreatifitas Makassar dan juga megharumkan nama kota Makassar dalam tingkat Asia adalah memenangkan sayembara logo yang diselenggarakan oleh Moto of Sport dari Taiwan.

Prestasi yang telah ditorehkan oleh Randy di sektor ekonomi kreatif, khususnya desain grafis logo, patut kita beri apresiasi utamanya dampak positif yang disumbangkan oleh Randy dalam mengharumkan nama Makassar di kancah internasional yang sarat kompetisi.

Prestasi yang diraih oleh Randy ini tidak terlepas dari dukungan moril keluarganya serta wanita yang dia kasihi yang bernama Nabila Zahra.

Dengan sikap low profile-nya, Randy berujar bahwa mesikipun dia telah berhasil memenangkan beberapa sayembara internasional, namun ada juga beberapa desainer grafis Makassar yang bahkan telah dikontrak oleh perusahaan-perusahaan asing seperti dari Amerika, Kanada.

Ke depan, Randy berharap bahwa Pemerintah Kota Makassar seyogyanya mendukung langsung para desainer grafis di Makassar melalui program-program yang menarik misalnya program beasiswa belajar ke luar negeri.* (Muhammad Yushar)