Smartcitymakassar.com. --Makassar-
Dunia profesional, tak lain adalah sebuah ruang dan kesempatan untuk menghasilkan karya nyata yang dapat memberikan arti untuk lingkup yang lebih besar, baik untuk keluarga, untuk orang lain dan masyarakat banyak. Dalam dunia profesional, kualitas, kompetensi serta integritas menjadi medan yang paling menentukan laju perjalanan seseorang menuju puncak karirnya.
Hal inilah yang dialami oleh H. Ichdar Damogalad. Seorang profesional yang merintis karirnya dari jenjang paling bawah, yakni seorang deskman pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) unit Paotere, Cabang Ahmad Yani di tahun 1988 menuju puncak sebagai Pimpinan Cabang BRI Kabupaten Takalar saat ini. Dalam menekuni perjalanan panjang profesi ini, Ichdar Damogalad mengibaratkannya serupa ‘permainan catur’. “Hidup itu ibarat bermain catur, di mana manusia dibatasi oleh waktu”, tuturnya.
Menganalogikan
perjalanan hidupnya seperti permainan catur, memang bukanlah hal yang aneh bagi
pria yang sangat low profile ini.
Bagaimana tidak, sejak tahun 1985, Ichdar telah mencatatkan dirinya sebagai
seorang pecatur handal yang mewakili Sulsel baik di kejuaraan daerah maupun
ditingkat Nasional. Sampai saat ini, tercatat dia telah mewakili Sulsel sebanyak
kurang lebih 50 kali di berbagai kejuaraan, baik sebagai Master Nasional maupun sebagai Vide Master –gelar pecatur yang disandangnya sampai saat ini.
Dilahirkan
di daerah Motabang, Sulawesi Utara, 22 Oktober 1962, Suami dari Hj. Rafiqah Al
Amri dan Ayah dari Nurfitri Pratiwi serta Rezki Dwiwani ini memang sangat dekat
dengan nilai-nilai profesional yang telah ditanamkan orang tuanya sejak dini.
Nilai-nilai filosofi hidup seperti kejujuran dan sikap ikhlas dalam mengerjakan
sesuatu adalah nilai hidup yang sampai saat ini menjadi filosofi Ichdar
Damogalad dalam menapak kehidupan.
Kejujuran
dan Keihklasan bekerja bagi seorang Ichdar Damogalad adalah tuntunan hidup yang
sangat membantunya dalam setiap jenjang amanah yang diberikan padanya. Dalam
nilai-nilai hidup tersebut, Ichdar Damagolad mampu menapaki hidup dengan
mengalir seperti air. “Berdoa, Ikhtiar dan tawakkal, menjaga kesehatan serta
pandai mengatur waktu”, menjadi kiat
hidupnya dalam perjalanan menuju tangga sukses seorang profesional seperti yang
dicapainya saat ini.
Namun
menurut Ichdar Damogalad, satu hal yang tak bisa diabaikan dalam jenjang
pencapaian karir profesional seseorang adalah peranan keluarga. “Istri menjadi
bagian yang terpenting dalam menentukan karir seseorang”, tegasnya. Di sinilah
komunikasi dalam keluarga menjadi sesuatu yang paling berharga dalam hidup
seseorang. Kemampuan dalam memanagemeni waktu merupakan syarat mutlak bila
seorang profesional ingin mencapai puncak karir pekerjaannya.
Diamanahkan
menjadi Pimpinan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Takalar di tahun 2014 lalu,
Ichdar Damogalad kini membawahi 7 unit kerja mitra. Sebagai pimpinan, penekanan
kerja pada seluruh staf bawahannya adalah yang bagaimana menjadikan seluruh
energi dan kemampuan yang ada diabdikan untuk perusahaan serta menjadikan
perusahaan sebagai bagian dari problem
solving kemaslahatan masyarakat. Dengan waktu sisa pengabdian 3 tahun di
Bank Rakyat Indonesia (BRI), Ichdar Damogalad ingin menginpirasi para
profesional, utamanya pada rekan-rekannya di BRI bahwa segala sesuatu bila
dikerjakan dengan kejujuran, sikap tawakkal, pantang menyerah serta ketekunan
yang kuat maka segala sesuatu tidak mustahil akan tercapai.
“Step by step, dari jenjang paling bawah
hingga menjadi leader yang
ditunjukkan oleh kinerja dan bukan bantuan orang lain merupakan kepuasan
tersendiri bagi seorang profesional” ujarnya. Inilah yang berhasil ditunjukkan
oleh Ichdar Damogalad selama menapaki perjalanan karir profesionalnya. Ke
depan, setelah menyelesaikan pengabdian profesionalnya di BRI, panggilan
pengabdian lain telah menantinya. Oleh desakan keluarga besar serta
kolega-kolenya di daerah Bolaang Mongondo (Bolmang) yang memintanya pulang dan
mengabdikan dirinya di sana, tidak
menutup kemungkinan Ichdar Damogalad menerjuni kiprah baru di dunia politik.
“Namun itu semua tergantung kekuasaan Tuhan dan garis tangan yang telah
ditetapkan”, tuturnya pada SmartCity
Magazine.* (Thoha Pacong)