smartcitymakassar.com –MAKASSAR- Paradigma kerja birokrasi
senantiasa mengalami dinamika dan tumbuh-kembang sesuai dengan gerak laju zaman
yang mengiringinya. Kerja layanan publik yang sangat lekat dengan jalur kerja birokrasi
menjadikan aparat pemerintahan mau tak mau harus senantiasa mendesain ulang serta meng-upgrade pengetahuan yang dimiliki agar
tak usang dan mampu beriringan dengan dinamikan zaman.
Hal tersebut sangat dipahami oleh Syarifuddin Warrang yang
saat ini tengah mengembang amanah sebagai Lurah Totaka, Kecamatan Ujung Tanah,
Makassar sejak Februari 2014 lalu.
Segudang pengalaman kerja telah dilalui sejak mulai mengabdikan diri pada
jajaran Pemkot Makassar. Selain pernah menjabat sebagai Lurah di Camba Barua,
Lurah Lakkang, pria kelahiran 2 Juli 1964 ini juga pernah bertugas di Dinas
Pemadam Kebakaran Makassar.
Tidak mengherankan bila seluk beluk tugas dan fungsi
pelayanan publik telah ‘mendarah-daging’ dalam dirinya. Satu hal yang menjadi
titik tekan dalam melaksanakan amanah pengabdiannya adalah bagaimana meracik
sinergisitas antara Pemerintah Kelurahan dengan masyarakat agar terjalin pola
hubungan yang saling menguatkan serta memiliki kesadaran dan tanggung-jawab
terhadap lingkungannya.
Dengan demikian, sosok yang low profile ini tidak segan-segan untuk ikut larut bersama warga di
wilayahnya disetiap kegiatan yang ada. Inilah yang menjadikan sosok lurah yang
satu ini dikenal dekat dengan warga di kelurahan yang dipimpinnya. Baginya, fungsi
dan tugas sebagai ‘pelayan publik’ adalah harga mati dalam menjalankan roda
pemerintahan di kelurahan karena di sanalah masyarakat merasakan langsung
sentuhan pemerintah dalam melayani kebutuhan warga.
Hal ini yang menjadikan, sosok Syarifuddin merasa prihatin
bila menemukan sikap mental aparat yang belum menunjukkan keramahan serta
membeda-bedakan dalam memberi pelayanan pada warga masyarakat. Oleh karenanya
kompetensi serta pengetahuan aparat pemerintahan, terutama di tingkat kelurahan
harus senantiasa diupgrade baik melalui pendidikan formil maupun pendidikan dan
pelatihan yang ada.
Karena baginya, semua itu berkait dengan kinerja dan
produktifitas kerja yang dihasilkan aparat kelurahan dalam tugas pelayanannya.
Apa lagi tantangan ke depan yang akan dihadapi memang semakin kompleks serta
membutuhkan kecakapan yang tinggi. “Transparansi, akuntabilitas serta
integritas menjadi sangat penting bagi aparat pemerintahan”, katanya.
Pada kemampuan itulah, aparat kelurahan bisa meracik
hubungan sinergi dengan masyarakat dengan membangun partisipasi warga. Karena
menurutnya, tak ada pembangunan yang berhasil tanpa disertai gerak partisipasi
warga. Inilah yang menjadi ukuran dari bagaimana aparat pemerintahan
kelurahan mampu melakukan kerja
produktif dengan membangun partisipasi warga.
Bagi Syarifuddin, motivasi, inisiatif dan koordinasi juga
menjadi bagian yang tak terlepas dari dinamika produktifitas kerja tersebut.
Dengan demikian, out put kerja yang
dihasilkannya juga akan langsung dirasakan warga masyarakat. * (Iskandar Burhan)