Smartcitymakassar.com. --Makassar- Satuan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) merupakan salah satu unit kerja
yang sangat berperan penting dalam keberadaan sebuah kota namun kerap
terlupakan. Tak banyak yang tahu bagaimana para “penjinak api” ini bergelut melakukan pelayananan dengan segala keterbatasan yang ada.
Suara dari
radio panggil milik salah seorang personil Satuan Pemadam Kebakaran (Damkar), di posko Kecamatan Tallo
Makassar memberitakan adanya peristiwa kebakaran di Jalan Kandea III, malam
itu. Para personil yang saat ini mendapat tugas jaga spontan bergerak ke tempat
kejadian. Bunyi sirine dari beberapa
unit mobil pemadam kemudian ‘meraung’ di tengah jalan raya. Karena kondisi
jalan di lokasi kebakaran merupakan daerah padat penduduk maka kesigapan serta
langkah-langkah taktis memang sangat dibutuhkan oleh personil petugas ini.
Menerobos kerumunan orang yang kerap hanya “menonton” dan mengatasi kepanikan
warga yang mengalami musibah menjadi tantangan tersendiri.
Menurut
data Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) kota Makassar, pada tahun 2014, peristiwa
kebakaran di kota Makassar tecatat sebanyak 169 kali. Catatan ini mengalami
kenaikan dibanding tahun 2013 lalu yang tercatat sebanyak 150 kali. Hal yang
paling mendasar dari meningkatnya peristiwa kebakaran ini adalah kesadaran
warga dalam mencegah terjadinya kebakaran. Korsleting
pada ‘hubungan arus pendek’ pada sambungan instalasi listrik dalam rumah tangga
adalah penyebab terbesar.
Bagaimanapun,
satuan para ‘penjinak api’ merupakan bagian yang demikian penting dalam tugas
pelayanan publik di sebuah kota. Diperlukan keberanian, keterampilan serta rasa
kemanusiaan yang tinggi dari para petugasnya. Sumber daya manusia (SDM) yang
mumpuni serta peralatan yang memadai merupakan syarat mutlak dari efektifnya
satuan ini bekerja secara maksimal. Apalagi bila peristiwa kebakaran tersebut
berlangsung dalam skala besar dan luas. Memang sangat diperlukan tingkat safety
yang tinggi karena berkaitan dengan kesalamatan nyawa para petugasnya.
“Pantang
pulang sebelum padam, walau nyawa taruhannya". Inilah semangat yang senantiasa
harus hadir dalam setiap tugas yang diemban oleh personil petugas pemadam
kebakaran. Dengan demikian tanggungjawab yang dipikul memang demikian besar.
Hal inilah yang mengharuskan adanya kesadaran warga kota untuk ikut berperan
dalam usaha pencegahan terjadinya kebakaran di pemukiman masing-masing.
Pencegahan ini bisa dilakukan dengan cara seperti jangan menyimpan barang yang
mudah terbakar dekat sumber api, menempatkan kompor gas di ruang yang ventilasi udaranya baik, pada listrik
jangan menempelkan stop kontak menumpuk karena panas yang berlebihan akan
melelehkan kabel dan bisa memercikkan api dan jangan membakar sampah di saat
angin bertiup kencang.
Satuan
pemadan kebakaran ini memang menjadi bagian tugas dari pelayanan pemerintahan
kota pada warganya. Namun bila melihat tingkat resiko dari tugas yang
diembannya, ‘para penjinak api’ ini pantas mendapat penghormatan dari warga
kota. Mereka adalah sosok-sosok petugas yang bekerja dengan taruhan nyawa.* (Muh. Yushar M)