![]() |
Foto: Smartcity Magazine & Online News and Information® |
Smartcitymakassar.com. --Makassar- Bulan Ramadhan memang penuh pernak-pernik yang semarak. Di kota Makassar, pada bulan ‘ibadah dan penuh ampunan’ ini, berbagai aktifitas yang bernuansa Ramadhan tersaji dalam berbagai bentuk dan beragam kegiatan. Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, dunia usaha dan sektor masyarakat lainnya seperti ‘berpacu’ dalam menghadirkan suasana semarak di bulan suci ini.
Sebutlah pantai Losari Makassar yang merupakan salah
satu ruang publik favorit warga kota
untuk berinteraksi dan menghabiskan waktu luangnya. Di garis bujur pantai yang
membentang dengan jalur pedestrian yang
lapang ini, warga kota Makassar banyak menghabiskan waktu santai mereka
bersama keluarga.
Suasana serupa inipun akan
nampak ketika memasuki bulan suci
Ramadhan, bahkan bisa dikatakan terlihat
lebih ramai dan semarak. Setiap sore menjelang dan waktu bergulir
menuju saatnya ‘berbuka puasa’, semarak tumpah ruah warga kota di sepanjang pantai
Losari terlihat semakin berwarna.
Aneka jajanan kue dan menu kuliner khas Makassar
menyemarakkan suasana di sepanjang lintasan menuju pantai yang merupakan icon kota Makassar ini. Memang sejak
lama pantai Losari telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari munculnya
jajanan khas Makassar untuk ‘berbuka
puasa’.
Di sisi jalan, jejeran pedagang
yang menyedikan menu es kelapa muda
ramai terlihat. Di sisi lain, nampak pedagang pisang epe’, penjual pisang
ijo dan pedagang makanan lainnya berderet menyediakan menu sajiannya yang tak kalah menarik serta membangkitkan
selera.
Kemuculan pedagang yang menawarkan jajanan kuliner di bulan
Ramadhan memang telah menjadi fenomena tersendiri. Hampir di setiap sudut kota
dengan gampang ditemui para pedagang kue-kue kecil yang disajikan untuk menemani warga kota ‘berbuka
puasa’.
Bahkan yang sangat menarik adalah di bulan ini kita akan menemukan
kembali jenis-jenis penganan kue yang sebenarnya telah jarang ditemui di luar
bulan-bulan Ramadhan. Pallu butung, kolak
pisang, Onde-onde Jawa, Jalangkote,
Putu Cangkir, kue Lapis, Apang paranggi adalah sedikit contoh kue kecil khas
Makassar yang sangat digemari warga kota pada saat ‘berbuka’ di bulan Ramadhan.
Semaraknya aneka jajanan kuliner musiman yang hadir di bulan
suci umat muslim ini, mempertegas bila suasana Ramadhan bukan hanya menjadi
ajang spiritualitas semata. Lebih dari itu, bulan ini juga mampu menggerakkan
potensi kreatifitas warga kota. Warisan budaya kuliner kota Makassar yang
memang demikian beragam menjadi bagian yang demikian menyemarakkan suasana
bulan ini.
Dengan sendirinya, pada saat seperti itu potensi kreatifitas warga
ikut terpacu. Jiwa dan semangat entrepreneurship
warga kota turut menyala sehingga membangkitkan iklim kewirauhasawaan yang
tinggi. Inilah salah satu fenomena dampak multiplier
effect dari bulan Ramadhan yang demikian luar biasa dan mengagumkan.* (Muh.
Yushar M.)