MENUJU PILPRES DAN PILEG 2019

Selasa, 07 Agustus 2018

Di Depan Menko Kemaritiman dan Kepala Daerah, Danny Paparkan Soal Pengelolaan Sampah



(Foto: Istimewa)

Smartcitymakassar.com. --Makassar- Wali Kota Makassar, Mohammad. Ramdhan 'Danny' Pomanto, menghadiri Rakor Penanganan Sampah, Selasa (7/8/2018) di Hotel Borobudur, Jakarta.


Rakor yang dibuka oleh Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, dihadiri oleh puluhan kepala daerah di Indonesia seperti Wali Kota Solo, Balikpapan, Medan, Ambon dan Bitung.

Dalam kegiatan itu, Danny memaparkan soal cara dalam pengelolaan sampah di Makassar yang saat ini menjadi perbincangan hangat di level nasional.

Dalam paparanya, Danny pun menjelaskan, prosedur penanganan sampah di Makassar diawali dengan branding gerakan kebersihan di Kota Makassar dengan tagline "Makassar ta' Tidak Rantasa".

"Gerakan-gerakan yang kami buat ini bukan hanya menjadi sebuah ucapan saja tapi menjadi kunci keberhasilan di Kota Makassar. Jadi kita ada MTR, Mabello, Lihat Sampah Ambil (Lisa), Maju Rong, Bank Sampah dan Lorong Garden," ucap Danny.

Sugesti dan semangat ini, kata Danny yang menjadikan partisipasi masyarakat untuk turut membersihkan wilayah dan walhasil menjadi terbukti dengan pencapaian Adipura selama tiga tahun berturut-turut.

Danny pun tak melupakan penanganan sampah di laut. "Pihak Pemkot Makasaar sendiri sudah ikut berpartisipasi aktif dengan membuat "Pattasaki" serta perahu jaga kanal walaupun kewenangan kemaritimian menjadi ranah Provinsi dan Pusat," terangnya.

Sementara, Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Pandjaitan, meminta kepala daerah agar serius menangani masalah sampah di wilayah masing-masing.

Penanganan sampah yang baik merupakan salah satu warisan positif yang dapat ditinggalkan saat berakhirnya masa jabatan.

"Saya mohon bapak-bapak Walikota lihat, bapak jadi walikota, bapak punya legacy apa sih? Suatu saat bapak akan berakhir juga kan, sama seperti saya. Setiap orang pasti ingin ada legacy," ungkapnya.

Dia pun meminta segenap Pemerintah Daerah untuk belajar dari keberhasilan penanganan sampah di daerah lain. Dengan demikian upaya menangani sampah dapat menjadi gerakan nasional.** (Iskandar Burhan)