Smartcitymakassar.com. --Makassar- Sebuah organisasi akan berjalan dengan stabil
apabila terjadi hubungan yang baik dan sejalan antara pihak manajemen dan
karyawan. Laju organisasi ini dapat dilihat dari bagaimana seseorang dapat
memimpin dalam suatu perusahaan. Gaya
kepemimpinan cermin dari perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang
tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain di lingkungannya seperti yang
ia inginkan.
Di dalam organisasi, suatu gaya kepemimpinan sangat
diperlukan untuk mengembangkan lingkungan kerja yang kondusif sehingga diharapkan
akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Melihat pentingnya peranan gaya
kepemimpinan tersebut, maka organisasi
harus tepat dalam memilih seorang pemimpin. Salah satu Istilah yang cukup populer dalam kepemimpinan
adalah kepemimpinan trasnformasional.
Kepemimpinan
transformasional merupakan proses dimana orang terlibat dengan orang lain dan
menciptakan hubungan yang meningkatkan motivasi dan moralitas dalam diri
pemimpin dan pengikut. Jenis pemimpin transformasional memiliki perhatian pada
kebutuhan dan motif pengikut, serta mencoba membantu pengikut mencapai potensi
terbaik mereka. Ghandi sebagai contoh
klasik kepemimpinan transformasional. Gandhi menaikkan harapan dan permintaan
dari jutaan pengikutnya, dan dalam proses, mengubah dirinya sendiri.
Kepemimpinan
transformasional merupakan kemampuan seorang pemimpin dalam bekerja dengan dan
atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target
capaian yang telah ditetapkan. Antara pemimpin dan pengikut mempunyai tujuan
bersama yang melukiskan nilai-nilai motivasi, keinginan, kebutuhan, aspirasi
dan harapan mereka. Pemimpin melihat tujuan tersebut dan bertindak atas namanya
sendiri, harapan mereka, dan atas nama para pengikutnya.
Keberhasilan
kepemimpinan Transformasional tergantung pada kemampuan menciptakan lingkungan
yang memungkinkan para pengikut menciptakan kinerja yang melampaui kinerja masa
lalu. Istilah kepemimpinan Transformasional merupakan upaya pemimpin mentransformasi
para pengikut dari satu tingkat kebutuhan rendah hierarki kebutuhan ke tingkat
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi menurut teori motivasi Abraham Maslow.
Kebutuhan itu meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan
untuk memiliki dan cinta, self esteem dan aktualisasi diri. Pemimpin juga mentransformasi harapan untuk
suksesnya pengikut, serta nilai-nilai dan mengembangkan budaya organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan pemimpin. Melalui kepemimpinan
Transformasional pengikut dapat mencapai kinerja yang melebihi yang telah
diharapkan pemimpin (performance beyond
expectations).
Beberapa
konsep penting dalam Kepemimpinan Transformasional adalah misalnya Individual consideration (perhatian
individual). Pemimpin mengembangkan para pengikut dengan menciptakan lingkungan
dan iklim organisasi yang mendukung. Perhatian individual adalah tinggi
rendahnya pemimpin mengurusi setiap kebutuhan para pengikut. Bertindak sebagai
seorang mentor bagi pengikut; mendengarkan keinginan dan kebutuhan mereka.
Pemimpin memberikan empati dan mendukung para para pengikut; membuka channel komunikasi terbuka dan
memberikan tantangan kepada mereka. Para pengikut mempunyai suatu keinginan dan
aspirasi untuk pengembangan diri dan mempunyai motivasi intrinsik untuk
melaksanakan tugas mereka.
Intellectual stimulation (stimulasi
intelektual). Pemimpin menstimulasi para pengikut agar kreatif dan inovatif.
Pemimpin mendorong para pengikutnya untuk memakai imajinasi mereka dan untuk
menantang cara melakukan sesuatu yang dapat diterima oleh system sosial. Inspirational Motivation (motivasi
inspirasional). Pemimpin menciptakan gambaran yang jelas mengenai keadaan masa
yang akan datang (visi) yang secara optimis dapat dicapai dan mendorong para
pengikut untuk meningkatkan harapan dan mengikatkan diri kepada visi tersebut. Idealized influenced (pengaruh
teridealisasi). Pemimpin bertindak sebagai panutan (role model). Ia menunjukkan keteguhan hati, kemantapan dalam
mencapai tujuan, mengambil tanggung jawab yang sepenuhnya untuk tindakannya
menunjukkan percaya diri tinggi terhadap visi. Pemimpin siap untuk mengorbankan
diri memberikan penghargaan atas prestasi dan kehormatan kepada para pengikut. Apabila
dalam organisasi kepemimpinan transformasional dapat diterapkan maka akan
sinergi antara atasan dan bawahan sehingga pemimpin transformasional dapat
bertindak membantu karyawan dari emosi negatif ke emosi positif untuk
meningkatkan produktifitas industri.*
Faradillah
Firdaus, S.Psi. MA.
(Penulis adalah staf pengajar Fakultas Psikologi, Universitas Negeri Makassar)