MENUJU PILPRES DAN PILEG 2019

Minggu, 20 Desember 2015

Solidaritas Kokoh Eropa Berasal dari Batu Bara dan Baja

Photo by Isabel (www.globaltaxjustice.org)
Smartcitymakassar.com. --Makassar- “Eropa tidak dibangun dalam sekali jadi ataupun dengan satu rencana tunggal saja.  Tapi dibangun lewat pencapaian yang nyata yang diawali dengan adanya solidaritas warga Eropa” (Robert Schuman)

Organisasi yang sekarang ini memiliki pengaruh sangat kuat di dunia, yakni Uni Eropa, berawal dari visi, harapan serta komitmen teguh.  Nilai-nilai ini berakar dari hak-hak dasar manusia, untuk hidup damai.  Cita-cita seorang Victor Hugo untuk suatu “Serikat Eropa” yang damai menunjukkan nilai-nilai tersebut.  Tetapi, perang memporak-porandakan cita-citanya dan membawa Eropa menjadi puing-puing.

Sekelompok kecil negarawan berani seperti Robert Schuman, Konrad Adenauer, Alcide de Gasperi and Winston Churchill, antara tahun 1945 hingga 1950, berharap, berbagi visi, dan bersama berkomitmen untuk membawa wilayah hancur tersebut ke era baru.  Robert Schuman lalu mengajukan pemikiran, yang awalnya dari Jean Monnet, tentang membangun sebuah Masyarakat Batu Bara dan Baja Eropa.  Batu bara dan baja adalah salah satu bahan baku perang.  Mengumpulkan produksi dari kedua jenis tersebut dibawah sebuah High Authority, yang berperan mengatur pengumpulan itu, adalah sebuah jalan membawa Eropa ke era baru.  Pengumpulan kedua jenis produksi adalah cara yang simbolisasi yang mendasar sertakaya nilai-nilai serta bermakna dalam.  Fungsi material diubah; dari fungsi perang ke fungsi perdamaian.
handful

Enam negara masing-masing Republik Federal Jerman, Perancis, Italia, Luksemburg, dan Belanda yang mendirikan komunitas serta pasar bersama bagi produk batu bara dan baja tersebut lewat perjanjian Paris tahun 1951.  Pada perkembangan berikutnya, keenam negara pelopor ini bersepakat membangun Masyarakat Energi Atom Eropa dan kemudian Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) lewat perjanjian Roma pada 25 Maret 1957.  MEE adalah kemitraan ekonomi yang diperluas dari sebelumnya, serta sebagai langkah lebih lanjut dan lebih terpadu dari pasar bersama.  MEE memungkinkan dihapuskannya rintangan di kepabeanan antara para negara anggotanya, serta memungkinkan penerapan tarif bersama terhadap barang yang berasal dari luar MEE.  MEE menjadi dasar bagi pasar tunggal Eropa.

Keanggotaan MEE, hingga berubah menjadi Uni Eropa di tahun 1993, bertambah dalam di tahun-tahun berikutnya.  Tahun 1973 Denmark, Irlandia dan Inggris bergabung, kemudian disusul oleh Yunani tahun 1981, Spanyol dan Portugis keduanya di tahun 1986.  Austria, Finlandia dan Swedia bergabung ke UE tahun 1995.  Menyusul kemudian negara-negara Republik Cekoslovakia, Estonia, Siprus, Latvia, Lithuania, Hungaria, Malta, Polandia, Slovenia dan Slovakia semuanya di tahun 2004.  Bulgaria dan Rumania bersama-sama bergabung tahun 2007, lalu Kroasia tahun 2013 menggenapkan anggota UE menjadi 28.

Salah satu putusan penting MEE perihal masa depan komunitas ini adalah ditandatanganinya Undang-Undang Eropa Tunggal atau Single European Act, pada Februari 1986.  Undang-Undang ini memuat sejumlah hal penting seperti perluasan kekuasaan MEE pada beberapa wilayah kebijakan, pemberlakuan pasar tunggal (single market) pada akhir tahun 1992, serta mekanisme pemungutan suara dalam Majelis setingkat Menteri yang memudahkan pengambilan keputusan tentang masalah pasar tunggal.

Sejarah dari Uni Eropa adalah proses kemajuan tahap-demi-tahun dan berangkat dari tujuan untuk mencapai sasaran dalam bidang politik yang proses pelaksanaanya lewat kemitraan ekonomi.  Dari kemitraan ekonomi ini, kemajuan yang dicapai menjadi landasan utama bagi pengembangan lebih jauh.  Termasuk pengembangan tersebut adalah untuk mengatasi sejumlah halangan yang muncul serta untuk perluasan ke beberapa sektor penting lainnya seperti sosial, keamanan, lingkungan dan sektor terkait lainnya.

Untuk menyatukan Eropa, yang sangat beragam dan plural, adalah tentang kemajuan dan pencapaian menyeluruh dan mendalam yang sangat bergantung pada waktu atau sejarah.  Setiap kemajuan tersebut merupakan tonggak penting.  Tonggak-tonggak ini ditancapkan pada visi dan orientasi yang jauh ke depan.  Disamping orientasi ke depan, pada setiap tonggak tersebut terkandung nilai-nilai pokok yang akhirnya berhasil membangun komunitas, yakni Komunitas Batu Bara dan Baja Eropa.  Solidaritas selalu menjadi warna utama dari komunitas yang dibangun hingga pada Uni Eropa.  Benarlah yang dikatakan oleh Robert Schuman, “Eropa tidak dibangun dalam sekali jadi ataupun dengan satu rencana tunggal saja.  Tapi dibangun lewat pencapaian yang nyata yang diawali dengan adanya solidaritas warga Eropa”.* (Riad Mustafa)