SmartCityMakassar.Com. MAKASSAR. Salah satu fokus Pemkot Makassar di tahun 2016, yakni penghijauan, mendapatkan respon lebih awal dari PKK Kota Makassar. Hal ini diakui oleh Wali Kota Makassar ketika mencanangkan Gerakan 1000 Ibu Mendukung Hatinya PKK, Jumat (11/12), berlokasi di Tanjung Merdeka, Makassar. Kegiatan yang dimotori oleh Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Makassar, Indira Jusuf Ismail, dan bertema "Ayo Kerja, Tanam dan Pelihara Pohon Menuju Kota Nyaman Kelas Dunia" ini, dihadiri 1000 kader PKK se-Makassar.
Di kegiatan ini penanaman pohon serentak dilakukan oleh Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, Ketua TP PKK Makassar, Indira Jusuf Ismail, Wakil Ketua TP PKK Makassar, Meliana Fercini, Ketua IKAWAN (Ikatan Keluarga Dewan) Makassar, Sherly Farouk M. Betta, serta Hudli Khuduri, Pimpinan Regional Kawasan Timur Bank Panin. Ditargetkan penanaman 1000 pohon di 14 kecamatan serta 143 kelurahan di Makassar. "Gerakan ini wujud partisipasi nyata PKK Kota Makassar dalam mendukung program pemerintah kota untuk mewujudkan Makassar dua kali tambah baik", jelas Indira.
Di kesempatan itu, Ketua TP PKK Kota Makassar memberikan bantuan tempat sampah terpilah, pot bunga, dan cat kepada ketua TP PKK Tingkat Kecamatan se-Makassar. Bantuan lain, berupa bibit pohon pelindung dari Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Makassar, Camat Kecamatan Tamalate, Bank Panin, dan Ketua TP PKK Kota Makassar juga diberikan. Bantuan ini, menurut Indira, adalah wujud kontribusi PKK Kota Makassar mendukung program Makassar Tidak Rantasa'.
Selain mengapresiasi kegiatan PKK Kota Makassar ini yang dinilai sangat strategis, aktif, dan membangun sinergitas dengan beberapa organisasi kewanitaan di Makassar, seperti IKAWAN dan Dekranasda, Danny berharap agar kegiatan ini tidak bersifat seremonial belaka. "Jangan berhenti pada Adipura. Terus semangat turun ke bawah. Membuat halaman kita bisa hijau, asri, teratur indah, dan nyaman seperti 'Hatinya' (Halaman Asri, Teratur, Indah, dan Nyaman) PKK," harapan Danny. Danny juga berharap gerakan menanam pohon ini dapat berlanjut hingga ke pelosok kota, ke lorong-lorong.*
(Iskandar Burhan)
