MENUJU PILPRES DAN PILEG 2019

Rabu, 02 Desember 2015

Mengisi-Ulang Baterai Ponsel Dengan Jalan Kaki: Teknologi Trotoar

Jalur pejalan kaki yang bercahaya di malam hari (Foto: Pro-Teq Surfacing website)

Smartcitymakassar.com:  Sejumlah uji coba giat dan terus dilakukan menyangkut trotoar (sidewalk) masa depan, khususnya dari segi materialnya, sehingga kota tidak hanya jadi lebih baik, tapi juga lebih aman bagi penduduk dan lingkungan sekitar. Upaya ini tidak hanya dari pemerintah, tapi juga dunia usaha, dan kampus.

Material beton yang sebelumnya banyak digunakan karena dianggap murah dan kuat mulai dicarikan pembandingnya, khususnya dalam hal konsep kota pejalan kaki atau walkability dimana pohon adalah unsur utamanya.

Akar pohon dianggap dapat meretakkan beton, membuat trotoar menjadi berbahaya bagi pejalan kaki, utamanya yang menggunakan kursi roda. Penelitian tentang beton yang mampu menangani sendiri gangguannya (self-healing concrete), seperti masalah air, pori-pori beton, dan substansi perusak, juga tengah dilakukan di Northumbria University.

Kota seperti New York serta Minneapolis yang bermusim dingin, seperti ditulis Nate Berg di Citylab website, mulai mengujicobakan konsep trotoar penghasil panas (heated sidewalk), yang melekatkan saluran pipa berisi air hangat, menghangatkan permukaan yang cukup melelehkan salju di trotoar.  Namun, konsep ini masih dianggap mahal, sekitar 100,000 USD untuk satu tempat perhentian trem.

Stasion Trem Saint-Omer di Perancis Utara, menggunakan 14 ubin pengubah tekanan kaki pejalan menjadi energi listrik (Sumber Foto: Pavegen website)
Sebuah perusahaan pengembang energi dari Inggris, Pavegen, mengembangkan ubin untuk paving berbahan karet daur-ulang (recycled rubber). Ubin ini mengubah tekanan kaki pejalan kaki menjadi listrik kinetis untuk menyalakan lampu LED bangku serta dua port USB bagi perangkat elektronis para pejalan kaki. Ubin ini, tulis Nate Berg, telah dipasang di sejumlah tempat di stasion kereta, taman bermain, dan kantor-kantor di Inggris dan Perancis, sebagai sumber listrik bagi lampu jalan.

Nicole Capo di The Daily Lounge website menuliskan bahwa George Washington University merampungkan proyek 'Solar Walk', yang membangun jalur jalan kaki, berukuran 100 kaki-persegi, dengan panel surya (walkable solar-paneled pathway) menerapkan teknologi Photovoltaic (PV) yang dapat mengubah sinar matahari menjadi energi listrik. Dengan kapasitas 400 Watt-peak per panel, energi tersebut cukup untuk menyalakan 450 lampu LED di sepanjang jalur tersebut.

Sebuah perusahaan di bidang teknologi untuk lintasan pejalan kaki, Pro-Teq Surfacing, tulis Nicole Capo, menciptakan material yang dapat menyerap sinar ultraviolet (UV) di siang hari, kemudian dilepaskan dalam bentuk cahaya di malam hari. *(Thoha Pacong)