MENUJU PILPRES DAN PILEG 2019

Sabtu, 30 Januari 2016

Melihat Biru dan Coklatnya Finlandia dari Mercusuar Bengtskär



Smartcitymakassar.com. --Makassar- Ada terasa kesan persamaan sekaligus perbedaan tahu-tahu tumbuh saat tiba di tujuan.  Perjalanan menuju tujuan tersebut memberikan kesan pengalaman khusus, tersendiri, yang berbeda dengan perjalanan sebelumnya selama di kota Turku. Kota ini terletak di Sungai Aurajoki sebelah barat daya Finlandia dan merupakan kota tertua di negara tersebut. Di sinilah kami mengikuti kegiatan workshop diorganisir oleh BalticStudyNet dari Humboltd Univesität zu Berlin yang didanai oleh European Commission dalam kerangkan Erasmus Mundus.

Tujuan perjalanan kami adalah sebuah pulau karang sekitar 2 hektare luasnya. Bengtskär nama pulaunya, termasuk wilayah administrasi kota Kimitoön. Di sana berdiri kokoh sebuah mercusuar atau lighthouse yang terkenal di Finlandia.  Namanya Bengtskär Lighthouse. Usianya lebih 100 tahun. Dikenal tegar mengawal sejarah Finlandia sejak era Perang Dunia ke II hingga masa kini.  Bangunan mercusuar hanya mengalami kerusakan sedikit walaupun dibombardir oleh kapal penjelajah Magdeburg dan Ausburg dari Jerman tahun 1914. Oleh tentara Finlandia, mercusuar ini menjadi posisi menentukan untuk mengawasi aktifitas tentara Soviet yang menyerang wilayah sekitarnya seperti di Hanko. Mercusuar dengan menara tertinggi di wilayah Skandinavia, berdiri 52 meter di atas permukaan laut, rutin mengalami masa cuaca terekstrim. Juga rutin mengalami iklim yang membuat pengunjung akan betah menikmati suasana alamnya. Di bulan Juli seperti ini, Mercusuar Bengtskär adalah waktu betah itu, menjadi tujuan wisata, termasuk bagi rombongan kami.

Berangkat dari Turku, dibutuhkan sekitar 1,5 jam dengan bus menuju dermaga Kasnäs. Dalam perjalanan, sebuah sungai dilintasi dengan menggunakan feri kecil. Di Dermaga Kasnäs, sambil menunggu perahu kecil yang membawa ke Bengtskär, rombongan kami mampir di dua buah rumah khas Kasnäs yang menjual souvenir khas setempat.

Dengan menggunakan perahu kecil, kapasitas sekitar 10 orang, dibutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk mencapai Bengtskär.  Dalam perjalanan, beberapa kali kami berpapasan dengan perahu kecil lain yang penuh penumpang.  Di sekitar dua atau tiga pulau yang dilewati tampak hiruk-pikuk seperti bermain di air ataupun acara makan bersama keluarga dan kerabat di tepi laut, kami nikmati selama perjalanan.  Di pulau-pulau tersebut, ada beberapa rumah kecil, dengan bentuk hampir serupa, umumnya berwarna merah maroon ataupun putih yang dilingkari oleh dominasi warna hijau pepohonan.




Menumpangi dua perahu, kami tiba di pulau karang Bengtskär sekitar jam 12 siang. Pemandu wisata segera membawa kami ke satu ruangan pada bagian bawah mercusuar.  Ada beberapa kursi sebelum masuk ruangan.  Bagian dalam ruangan berfungsi sebagai toko kecil.  Beberapa souvenir tersusun rapi, seperti baju kaos, buku, jaket, gantungan kunci, serta asesori lain dalam bentuk mercusuar beragam ukuran.  Minuman hangat seperti kopi dan teh juga dijual di ruangan ini.

Di ruang keluarga penjaga mercusuar, tujuan berikutnya di dalam mercusuar, kami disuguhi makan siang.  Sup panas dan roti gandum khas membuat kami semakin antusias, karena setelahnya akan dibawa ke puncak menara mercusuar atau di ruang reflektor.  Untuk menuju ke sana, tangga putar berbentuk spiral harus dilalui.  Jumlah anak tangganya, menurut buku saku yang kami dapatkan di sana, adalah 252.  Sejumlah 6 jendela terletak di sisi mecusuar untuk melihat ataupun menengok suasana di luar didapati sebelum menuju puncak.

Terpesona.  Itulah hal yang serempak terbersit.  Ruang reflektor tersebut diselubungi oleh kaca tebal.  Kekaguman menikmati luasnya laut dari ketinggian sekitar 50-an meter dari permukaan laut.  Dari atas tampak pulau Bengtskär menunjukkan kekerabatannya dengan sifat kedalaman dan stabil berpadu dengan suasana santai, lepas namun meyakinkan dengan dominasi biru dan coklat.  Ramainya pengunjung mercusuar dengan beragam warna pakaian menjadi penyemarak dominasi biru dan coklat.  Sesekali ombak yang menghantam tepi karang dari pulau tidak dapat menunjukkan kepada kami karakter ketegaran mercusuar.  Di bulan Juli ini ombak memahami hasrat para pengunjung untuk menikmati mercusuar Bengtskär.




Dari mercusuar, kami lalu mendengar sejarah pulau ini sambil duduk pada batu karang berjajar panjang berfungsi sebagai tempat duduk di suatu tempat terbuka dekat bangunan mercusuar.  Ada banyak pengunjung telah duduk.  Sebagian tidak memperhatikan cerita sejarah, tapi menikmati suasana di sana.  Memang, hembusan angin laut serta pemandangan luas tanpa batas menuju laut adalah rayuan yang meluluhkan perhatian mereka terhadap cerita tersebut.

Mengunjungi Pulau Bengtskär adalah pengalaman baru.  Mercusuar adalah bangunan khusus.  Perlu waktu dan musim tertentu ke sana.  Berada di tower mercusuar sungguh pengalaman unik.  Mengetahui cerita dan pengalaman penjaga mercusuar beserta keluarganya adalah pengetahuan baru. Yang saya tahu, hampir semua teman pertama kali menginjak mercusuar.  Walau beberapa kunjungan sebelumnya di kota Turku juga sama memberikan kesan, mengunjungi Pulau Bengtskär sungguh memberikan kesan juga, namun berbeda.* (Riad Mustafa)