Smartcitymakassar.com. --Makassar- Ada terasa kesan
persamaan sekaligus perbedaan tahu-tahu tumbuh saat tiba di tujuan. Perjalanan menuju tujuan tersebut memberikan
kesan pengalaman khusus, tersendiri, yang berbeda dengan perjalanan sebelumnya
selama di kota Turku. Kota ini terletak di Sungai Aurajoki sebelah barat daya
Finlandia dan merupakan kota tertua di negara tersebut. Di sinilah kami
mengikuti kegiatan workshop diorganisir oleh BalticStudyNet dari Humboltd Univesität zu Berlin yang didanai
oleh European Commission dalam
kerangkan Erasmus Mundus.
Tujuan perjalanan
kami adalah sebuah pulau karang sekitar 2 hektare luasnya. Bengtskär nama pulaunya, termasuk wilayah
administrasi kota Kimitoön. Di sana berdiri
kokoh sebuah mercusuar atau lighthouse yang
terkenal di Finlandia. Namanya Bengtskär
Lighthouse. Usianya lebih 100 tahun. Dikenal tegar mengawal sejarah Finlandia
sejak era Perang Dunia ke II hingga masa kini. Bangunan mercusuar hanya mengalami kerusakan
sedikit walaupun dibombardir oleh kapal penjelajah Magdeburg dan Ausburg dari
Jerman tahun 1914. Oleh tentara
Finlandia, mercusuar ini menjadi posisi menentukan untuk mengawasi aktifitas
tentara Soviet yang menyerang wilayah sekitarnya seperti di Hanko. Mercusuar dengan menara tertinggi di wilayah
Skandinavia, berdiri 52 meter di atas permukaan laut, rutin mengalami masa
cuaca terekstrim. Juga rutin mengalami iklim
yang membuat pengunjung akan betah menikmati suasana alamnya. Di bulan Juli seperti ini, Mercusuar
Bengtskär adalah waktu betah itu, menjadi tujuan wisata, termasuk bagi rombongan
kami.
Berangkat dari
Turku, dibutuhkan sekitar 1,5 jam dengan bus menuju dermaga Kasnäs. Dalam perjalanan, sebuah sungai dilintasi
dengan menggunakan feri kecil. Di
Dermaga Kasnäs, sambil menunggu perahu kecil yang membawa ke Bengtskär,
rombongan kami mampir di dua buah rumah khas Kasnäs yang menjual souvenir khas
setempat.
Dengan
menggunakan perahu kecil, kapasitas sekitar 10 orang, dibutuhkan waktu sekitar
1 jam untuk mencapai Bengtskär. Dalam
perjalanan, beberapa kali kami berpapasan dengan perahu kecil lain yang penuh
penumpang. Di sekitar dua atau tiga pulau
yang dilewati tampak hiruk-pikuk seperti bermain di air ataupun acara makan
bersama keluarga dan kerabat di tepi laut, kami nikmati selama perjalanan. Di pulau-pulau tersebut, ada beberapa rumah
kecil, dengan bentuk hampir serupa, umumnya berwarna merah maroon ataupun putih
yang dilingkari oleh dominasi warna hijau pepohonan.
Menumpangi dua
perahu, kami tiba di pulau karang Bengtskär sekitar jam 12 siang. Pemandu wisata segera membawa kami ke satu
ruangan pada bagian bawah mercusuar. Ada
beberapa kursi sebelum masuk ruangan.
Bagian dalam ruangan berfungsi sebagai toko kecil. Beberapa souvenir tersusun rapi, seperti baju
kaos, buku, jaket, gantungan kunci, serta asesori lain dalam bentuk mercusuar
beragam ukuran. Minuman hangat seperti kopi dan teh juga dijual di ruangan ini.
Di ruang
keluarga penjaga mercusuar, tujuan berikutnya di dalam mercusuar, kami disuguhi
makan siang. Sup panas dan roti gandum khas
membuat kami semakin antusias, karena setelahnya akan dibawa ke puncak menara mercusuar
atau di ruang reflektor. Untuk menuju ke
sana, tangga putar berbentuk spiral harus dilalui. Jumlah anak tangganya, menurut buku saku yang kami dapatkan di sana,
adalah 252. Sejumlah 6 jendela terletak di sisi mecusuar untuk melihat ataupun menengok suasana di luar didapati sebelum menuju puncak.
Terpesona. Itulah hal yang serempak terbersit. Ruang reflektor tersebut diselubungi oleh kaca
tebal. Kekaguman menikmati luasnya laut
dari ketinggian sekitar 50-an meter dari permukaan laut. Dari atas tampak pulau Bengtskär menunjukkan kekerabatannya
dengan sifat kedalaman dan stabil berpadu dengan suasana santai, lepas namun
meyakinkan dengan dominasi biru dan coklat.
Ramainya pengunjung mercusuar dengan beragam warna pakaian menjadi
penyemarak dominasi biru dan coklat. Sesekali
ombak yang menghantam tepi karang dari pulau tidak dapat menunjukkan kepada
kami karakter ketegaran mercusuar. Di
bulan Juli ini ombak memahami hasrat para pengunjung untuk menikmati mercusuar
Bengtskär.
Dari mercusuar, kami
lalu mendengar sejarah pulau ini sambil duduk pada batu karang berjajar panjang
berfungsi sebagai tempat duduk di suatu tempat terbuka dekat bangunan
mercusuar. Ada banyak pengunjung telah
duduk. Sebagian tidak memperhatikan
cerita sejarah, tapi menikmati suasana di sana.
Memang, hembusan angin laut serta pemandangan luas tanpa batas menuju
laut adalah rayuan yang meluluhkan perhatian mereka terhadap cerita tersebut.
Mengunjungi Pulau
Bengtskär adalah pengalaman baru. Mercusuar
adalah bangunan khusus. Perlu waktu dan
musim tertentu ke sana. Berada di tower mercusuar
sungguh pengalaman unik. Mengetahui
cerita dan pengalaman penjaga mercusuar beserta keluarganya adalah pengetahuan
baru. Yang saya tahu, hampir semua teman pertama kali menginjak mercusuar. Walau beberapa kunjungan sebelumnya di kota
Turku juga sama memberikan kesan, mengunjungi Pulau Bengtskär sungguh
memberikan kesan juga, namun berbeda.* (Riad Mustafa)