smartcitymakassar.com - Makassar - Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto mengamanahkan
Lembaga Adat Destinasi Patonro (LADP) mengawal sejarah Makassar.
Amanah itu disampaikan wali kota berlatar akademisi itu saat melantik Pengurus Lembaga Adat Destinasi Patonro di Baruga Anging Mammiri, Rumah Jabatan Wali Kota, Jalan Penghibur, Minggu, 12 Februari 2017.
"Makassar sarat dengan nilai sejarah, dan budaya. Keberadaan LADP harus mampu menjaga dan menanamkan nilai sejarah dan budaya Makassar kepada anak - anak kita," amanah Danny.
Bentuk pelestarian itu, lanjut wali kota yang juga ayah dari Aura, Amira, dan Arrayya, dapat dilakukan dengan mendirikan perpustakaan sejarah dan budaya Makassar.
Di dalamnya memuat sejarah dari pahlawan nasional yang berhubungan dengan Makassar seperti Pangeran Diponegoro maupun tokoh dan pejuang asal tanah Bugis - Makassar seperti Sultan Hasanuddin, Andi Djemma Datu Luwu, Lasinrang, Datu Museng dan Maipa Deapati serta Abdullah Dg Sirua.
Kekhawatiran terbesar saat ini, sambung Danny, generasi era 90 - an hingga 2000 - an cenderung teralinasi dari akar sejarah dan budayanya. Mereka tidak lagi mengenal kisah heroik dari para pejuang di daerah asalnya, ataupun karya sastra yang lahir dari sastrawan Bugis - Makassar yang karyanya bahkan dikagumi dunia seperti Epos I Lagaligo.
"Semua itu harus kita dekatkan kembali kepada anak - anak kita agar mereka kelak tumbuh menjadi generasi yang mencintai sejarah dan budayanya serta mewarisi nilai - nilai kearifan lokal (local genius) bangsanya," tegas Danny.
Nilai itu, sangat penting untuk membangun karakter generasi bangsa yang percaya diri dan bangga terhadap warisan budaya dan sejarah leluhurnya. Berbagai kisah heroik dari para pendahulu patut menjadi teladan bagi generasi saat ini.
Sebuah video kolosal yang menampilkan perjuangan pasukan perang Kerajaan Gowa - Tallo mempertahankan Benteng Somba Opu dari gempuran armada perang VOC menarik perhatian Danny.
Bahkan video itu akan diputar di sekolah - sekolah Makassar sebagai bentuk penetrasi sejarah dan budaya kepada pelajar Makassar agar mereka tak lagi menjadi generasi yang gagap sejarah dan budaya.
Tak hanya itu. Wali Kota Danny juga bakal memberikan panggung khusus bagi LADP untuk mementaskan kisah diaspora 23 panglima perang Kerajaan Gowa - Tallo pasca ditandatanganinya Perjanjian Bongayya.
Mereka berdiaspora ke Johor, Penang, Birma, Vietnam, Jogja, dan berperang bersama pasukan Trunojoyo menumpas penjajah. "Keseluruhan kisah itu, patut diwariskan kepada generasi saat ini," pungkas Danny.(Ismar Gobel/Yushar Mustafa)
Amanah itu disampaikan wali kota berlatar akademisi itu saat melantik Pengurus Lembaga Adat Destinasi Patonro di Baruga Anging Mammiri, Rumah Jabatan Wali Kota, Jalan Penghibur, Minggu, 12 Februari 2017.
"Makassar sarat dengan nilai sejarah, dan budaya. Keberadaan LADP harus mampu menjaga dan menanamkan nilai sejarah dan budaya Makassar kepada anak - anak kita," amanah Danny.
Bentuk pelestarian itu, lanjut wali kota yang juga ayah dari Aura, Amira, dan Arrayya, dapat dilakukan dengan mendirikan perpustakaan sejarah dan budaya Makassar.
Di dalamnya memuat sejarah dari pahlawan nasional yang berhubungan dengan Makassar seperti Pangeran Diponegoro maupun tokoh dan pejuang asal tanah Bugis - Makassar seperti Sultan Hasanuddin, Andi Djemma Datu Luwu, Lasinrang, Datu Museng dan Maipa Deapati serta Abdullah Dg Sirua.
Kekhawatiran terbesar saat ini, sambung Danny, generasi era 90 - an hingga 2000 - an cenderung teralinasi dari akar sejarah dan budayanya. Mereka tidak lagi mengenal kisah heroik dari para pejuang di daerah asalnya, ataupun karya sastra yang lahir dari sastrawan Bugis - Makassar yang karyanya bahkan dikagumi dunia seperti Epos I Lagaligo.
"Semua itu harus kita dekatkan kembali kepada anak - anak kita agar mereka kelak tumbuh menjadi generasi yang mencintai sejarah dan budayanya serta mewarisi nilai - nilai kearifan lokal (local genius) bangsanya," tegas Danny.
Nilai itu, sangat penting untuk membangun karakter generasi bangsa yang percaya diri dan bangga terhadap warisan budaya dan sejarah leluhurnya. Berbagai kisah heroik dari para pendahulu patut menjadi teladan bagi generasi saat ini.
Sebuah video kolosal yang menampilkan perjuangan pasukan perang Kerajaan Gowa - Tallo mempertahankan Benteng Somba Opu dari gempuran armada perang VOC menarik perhatian Danny.
Bahkan video itu akan diputar di sekolah - sekolah Makassar sebagai bentuk penetrasi sejarah dan budaya kepada pelajar Makassar agar mereka tak lagi menjadi generasi yang gagap sejarah dan budaya.
Tak hanya itu. Wali Kota Danny juga bakal memberikan panggung khusus bagi LADP untuk mementaskan kisah diaspora 23 panglima perang Kerajaan Gowa - Tallo pasca ditandatanganinya Perjanjian Bongayya.
Mereka berdiaspora ke Johor, Penang, Birma, Vietnam, Jogja, dan berperang bersama pasukan Trunojoyo menumpas penjajah. "Keseluruhan kisah itu, patut diwariskan kepada generasi saat ini," pungkas Danny.(Ismar Gobel/Yushar Mustafa)