(Foto: Humas IWO Sulsel, 2017)
Smartcitymakassar.com. --Makassar- Setelah beberapa kali berdemonstrasi ke UNHCR Makassar di depan Menara Bosowa, Jalan Jendral Sudirman, Makassar, pengungsi dan pencari suaka asal Iran mengadu ke Ikatan Wartawan Online (IWO) Sulsel, pada hari Senin (07/08/2017).
Kedatangan sekitar 15 pengungsi terdiri dari anak-anak, orang tua dan pemuda yang diterima di rumah aspirasi IWO Sulsel Jalan Urip Sumoharjo (Lantai 2 Warkop 47) adalah untuk menyampaikan aspirasinya menuntut UNHCR menempatkan mereka ke negara ketiga.
"Kami menuntut segera ditempatkannya kami ke negara ketiga. Kami punya hak, punya keluarga. Kami harus punya tempat tinggal," kata Sodef Mohseni, juru bicara pengungsi dihadapan pengurus IWO Sulsel.
Para pengungsi ini sudah selama lima tahun di Makassar. Diantaranya, bahkan ada yang sudah melahirkan anak di Makassar. Total keseluruhan pengungsi dari Iran di Makassar berjumlah 71 orang, diantaranya 20 orang anak-anak usia sekolah dasar.
Mereka beranggapan, selama ini kinerja UNHCR sangat lamban. Mengingat Indonesia, khusunya di Makassar hanya negara transit, maka mereka tak bisa berbuat apa-apa di sini dan harus segera ditempatkan di negara ketiga.
Pengungsi ini pun tak diberi izin untuk bekerja di Indonesia karena Indonesia hanya negara transit. Kebanyakan dari mereka hanya menunggu kepastian dari UNHCR tanpa pekerjaan yang pasti.
Kesehariannya, pengungsi tinggal di beberapa tempat seperti di wisma. Mereka mendapat biaya dari UNHCR sekira Rp 1,2 juta/bulan untuk dewasa dan Rp 500 ribu untuk anak-anak.
Mereka merasa UNHCR tidak memperdulikan mereka karena jika mengacu pada kartu dari UNHCR seharusnya sudah berada di negara ketiga.
"Sejak 2014 kami dijanji diberangkatkan ke negara ketiga, tapi UNHCR hanya janji sampai sekarang. Bahkan negara lain, justru ada yang hanya dua tahun sudah diberangkatkan, ada apa di UNHCR Makassar," katanya.
Bahkan sambungnya, saat mereka berkomunikasi langsung dengan pihak ketiga seperti Selandia Baru, bahkan mereka menerima pengungsi dari UNHCR.
"Ini berbeda dari UNHCR yang menyebut mereka negara ketiga belum menerima, ini kan bohong mereka, kami malah janji-janji saja. Kalau begini terus rusaklah masa depan kami, masa depan anak-anak kami," bebernya.
Terakhir, mereka dengan nada memohon, kalau tidak ada perubahan kedepannya, agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar mengevaluasi kinerja UNHCR yang dinilai diskriminatif khususnya kepada pengungsi asal Iran.
"Semoga Pak Presiden mendengar aspirasi kami," tegasnya.
PW IWO Sulsel menyampaikan akan mengawal masalah ini untuk dikomunikasikan ke pihak-pihak terkait. "Selain ke UNHCR, Insya Allah kami juga minta pemerintah membantu mendesak UNHCR untuk memulangkan mereka ke negara ketiga," jelas Ketua IWO Sulsel Zulkifli Thahir.
Adapun pengurus IWO Sulsel, yang menerima dan siap membantu mengawal masalah ini seperti Sekretaris, Hasanuddin, Bendahara, Iqbal, Ketua Bidang OKK, Roni, Ketua Bidang Humas, Ishadi Ishak, Sekretaris Dewan Etik Ahmad Yusran dan beberapa anggota dan perwakilan media online lainnya.* (Rilis Humas IWO Sulsel / Iskandar Burhan)