MENUJU PILPRES DAN PILEG 2019

Senin, 18 Juni 2018

Maqbul: Idul Fitri Tidak Melunasi Tunggakan Pajak

foto: istimewa  

smartcitymakassar.com - Makassar - Munafri Arifuddin (Appi) dan Moh. Ramdhan 'Danny' Pomanto dengan melakukan “salam damai” yang ditengahi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, di Jalan Haji Bau, Kediaman Pribadi Jusuf Kalla, Minggu (17/6/2018).

Panglima Skuadron DIAmi, Maqbul Halim menanggapi dingin pertemuan itu. Menurut Maqbul, pertemuan itu adalah suasana lebaran Idul Fitri. 

“Itu salam silaturahim, untuk ukhuwah. Bukan salam perdamaian. Idul Fitri itu bukan bagian dari tahapan Pilkada Makassar,” ujar Maqbul melalui pesan singkat hari ini, (17/6/2018). 

Maqbul mengibaratkan Idul Fitri itu tidak menyelesaikan Pilkada Makssar 2018. Ia mencontohkan tunggakan pajak perusahaan tidak lunas ketika ada Idul Fitri. 

“Begini, kalau seorang direktur perusahaan pabrik semen bersalaman dengan dirjen pajak, bukan berarti tunggakan pajak perusahaan itu lunas. Tidak begitu. Enteng sekali hidup anda. Mental pemalas itu, mental penipu,” beber Maqbul memberi perumpamaan.  

Mantan anggota KPU Makassar ini juga mempersilakan Appi jika ingin bergabung dengan Tim Danny Pomanto setelah bersalaman di kediaman Jusuf Kalla. “Ya, silakan. Tapi itu tidak mengubah perlawan Danny di Pilkada Makassar,” ungkap Maqbul menjelaskan. 

Maqbul juga mempertegas bahwa jika Jusuf Kalla ingin bergabung ke tim Appi-Cicu, tidak masalah. Maqbul mempersilakan. Namun ia memastikan bahwa Danny Pomanto tidak mungkin mengikuti jejak Jusuf Kalla itu. 

“Tidak mungkin itu. Alasannya, Pak Danny itu masih calon, yakni calon walikota non aktif,” ujar Maqbul menjelaskan.  

Mantan juru bicara Syahrul Yasin Limpo ini mengatakan upaya Jusuf Kalla pertemukan Danny dan Appi itu hanya kegiatan sia-sia. 

“Tapi kalau Pak Jusuf Kalla dapat kembalikan hak pak Danny sebagai calon walikota di KPU Makassar, itu baru juru runding yang piawai dan berhasil. Kalau hanya bersalaman saja, imam masjid juga bisa lakukan itu,” kata Maqbul. 

Pengurus Golkar ini pun menambahkan, bahwa gerakan masyarakat coblos kolom kosong itu adalah inisiatif warga masyarakat Makassar yang sebesar 72 persen tidak ingin pilih Appi-Cicu. 

"Pak Danny tidak bisa halangi kolom kosong. Karena itu inisiatif masyarakat sendiri yang ingin melawan kebohongan," paparnya. (**Iskandar Burhan)