5th Edition / August 2015 (page 12)
Rubric 'News in Depth'
Dimulai dari gairah
kecintaan serta kerja keras yang luput dari hingar-bingar seremonial, anak-anak
muda menggelindingkan ekonomi berbasis kreativitas. Hasilnya memang luar biasa.
Dunia kemudian mengidentifikasinya sebagai gelombang ekonomi keempat yang ke
depan akan menjadi penentu gerak perekonomian dunia.
.............................
Di tempat lain, di kawasan Pasar Segar Panakukang, Makassar,
sekelompok anak muda membuka sebuah bisnis cafĂ© yang terbilang unik. Dengan tag line “My Love Coffee is My Culture”,
anak-anak muda ini mengusung kreatitivitas sekaligus idealisme mereka. Café ini
tidak saja menyajikan menu kopi biasa, namun juga meraciknya dengan khas lewat
para barista (peracik kopi). Jenis
kopi yang dipergunakan pun merupakan jenis kopi kelas satu dari daerah penghasil
kopi dunia seperti kopi Kalosi di Enrekang dan kopi Toraja.
|
Foto: Fitri Mattaliu |
Salah satu yang cukup unik dari gerakan
anak-anak muda ini adalah mereka tidak saja terjun langsung dalam memilih dan
memilah jenis kopi langsung di daerah asalnya, tapi juga melakukan penyuluhan
pada para petani kopi tentang bagaimana melakukan budidaya kopi yang berkualitas.
Tidak sampai disitu saja, mereka bahkan ingin turut serta dalam melestarikan
dan merawat kelangsungan tanaman kopi sebagai produk unggulan komoditas maupun
produk budaya di Indonesia. “Untuk mewujudkan hal itu, kami sudah membeli lahan
di Propinsi Sulawesi Tengah sebagai lahan perkebunan kopi”, ungkap Fitri
Mattaliu, penggagas bisnis café bernuansa idealisme kultural ini.
*** (Muh. Yushar M.)
(Baca selengkapnya tentang 'Pada Mulanya adalah Passion' pada SmartCity Magazine, Edisi 5 Agustus 2015. Hubungi Bagian Pemasaran untuk mendapatkan majalahnya. Kami juga menyediakan versi softcopy dalam bentuk CD)