MENUJU PILPRES DAN PILEG 2019

Jumat, 27 November 2015

Membuat Kota Aktif Dengan Trotoar

Photo: LuĂ­sa Schardong/EMBARQ Brasil.


Smartcitymakassar.com: Trotoar adalah salah satu fasilitas publik bagi pejalan kaki yang kecenderungannya semakin menurun seiring berkembangnya kota.  Padahal, berjalan kaki adalah moda transportasi paling tua, paling umum di dunia, tidak dikenakan biaya, dapat membakar kalori, serta merupakan cara paling demokratis berkeliling, seperti dituliskan oleh Paula Santos Rocha di TheCityFix web.

Pentingnya ruang bagi pejalan kaki tersebut, seperti trotoar atau sidewalk, diuraikan oleh Paula dalam bentuk beberapa prinsip.  Prinsip-prinsip tersebut meliputi:

(1) ukuran trotoar yang sesuai atau proper sizing.  Trotoar yang baik memiliki tiga zona yakni zona bebas, layanan, dan transisi.

(2) kualitas permukaan trotoar.  Bahan trotoar memenuhi persyaratan konsisten, kokoh, stabil dan anti-slip.

(3) memiliki sistem drainase yang efisien. trotoar yang tergenang air tidak cocok bagi tempat pejalan kaki.

(4) dapat diakses luas oleh pengguna jalan (universal accessibility). Trotoar, sebagai ruang publik, harus dapat juga diakses oleh misalnya pengguna dengan kursi roda, orang dengan penyangga kaki, wanita hamil, orang lanjut usia, dan pengguna lain dengan kebutuhan mobilitas khusus.

(5) memiliki koneksitas yang aman (secure connections). Trotoar memerlukan koneksitas dan integrasi yang aman dengan sistem jaringan transportasi yang lebih besar.

(6) mempunyai daya pikat (attractive space). Trotoar berperan penting dalam menciptakan kenyamanan dan kenikmatan bagi kota. Trotoar yang menarik dapat memikat para pengguna, lalu menambah banyak pengguna, yang dapat menyumbangkan pada penurunan kepadatan lalulintas.

(7) keamanan yang permanen. Trotoar selalu terbuka bagi pengguna, baik siang atau malam, hari libur, akhir pekan atau hari kerja. Misalnya, banyaknya pencahayaan di malam hari dapat menjamin keselamatan dan keamanan pengguna.

(8) Rambu-rambu yang jelas. Pengguna trotoar juga perlu rambu-rambu seperti pengendara kendaraan, memungkinkan penggunanya mengetahui orientasi tujuannya, ataupun memahami aturan dan petunjuk terhadap trotoar tertentu.

(Thoha Pacong)
(Sumber: Paula Santos Rocha / TheCityFix website)