MENUJU PILPRES DAN PILEG 2019

Senin, 28 Desember 2015

Koneksi Indera Warga dengan 'Infrastruktur Kelima' Kota

Photo: thoughts.arup.com


Smartcitymakassar.com. --Makassar- Gelombang panas yang menerjang kota London, 2003 lalu, berdampak anjloknya penjualan di Oxford Street; ikon pusat perbelanjaan kota London dengan rata-rata pengunjung hampir 200-an juta orang pertahun. Bukannya ke sana, orang-orang lebih memilih ke taman, kolam, ataupun malah ke luar kota, seperti diceritakan oleh Polly Turton dari konsultan kota Arup, London.

Memahami perilaku orang dalam kondisi cuaca ekstrim, seperti di London saat itu, memungkinkan perencana atau desainer kota merespon kejadian demikian. Misalnya, lebih banyak menampilkan air, taman, atap hijau ataupun dinding hidup; disebut infrastruktur 'biru' dan 'hijau'. Ketika hari hujan, tampilan ini memberikan tempat berteduh serta daya tarik visual, sementara ketika cuaca panas memberikan rasa teduh dan sejuk. 

Inilah bagian dari konsep City Alive atau 'Kota Hidup' dibuat perencana kota Arup, London. Konsep ini menghubungkan elemen-elemen infrastruktur hijau, seperti iklim, pencahayaan dan suara, dengan indera manusia guna menciptakan kota yang lebih aman, sehat, dan sejahtera. Arup sementara bekerjasama dengan otoritas kota London untuk rencana infrastruktur kota itu di tahun 2050.

Tom Armour, dari Arup, menjelaskan "ada bukti jelas, menunjukkan bahwa infrastruktur hijau kota berpengaruh fundamental terhadap kemakmuran ekonomi, kesehatan, dan kesejahteraan. Menurut penelitian, penduduk yang berkontak dengan alam dapat mengurangi tingkat stress, merangsang kesehatan jadi lebih baik, mempercepat penyembuhan si sakit, sehingga mengurangi ongkos perawatan kesehatan".  Juga, Penghijauan dan penyejukan memberikan keuntungan akustik. Konsultan bagian akustik Arup, Peter Mumford menjelaskan, "selain mengunrangi kebisingan, ruang hijau memberikan lebih banyak suara positif, seperti orang dapat mendengar gemerisik daun ataupun suara burung". 

Yang utama, menurut Sue Illman, Presiden dari Landscape Institute, UK, selain keharusan mengenali potensi infrastruktur hijau tersebut, yang dianggap infrastruktur kelima, perencana kota harus memahami bagaimana integrasi infrastruktur ini pada sistem kota seperti energi, transportasi, air dan sampah sebagai empat infrastruktur di luar infrastruktur hijau.* (Riad Mustafa)

(Source: ARUP Magazine A2, No. 16, 'Cities: How do we respond to the pressures they face?')