Smartcitymakassar.com. --Makassar- Dalam
setiap keberhasilan sebuah kerja, di sektor manapun, partisipasi merupakan titik
krusial yang sangat penting. Karena dari gerak partisipasi itulah, keajegan
sebuah program kerja dapat ditakar kuat atau lemahnya tingkat rasa memiliki (sense of belonging) dari pihak yang
terlibat tersebut.
Di sektor
pemerintahan yang sehari-hari bersentuhan dengan implementasi kebijakan publik,
gerak partisipasi publik dalam sebuah program menjadi harga mati untuk mengukur
keberhasilannya. Inilah yang menjadi tantangan berat dari pemangku jabatan
pemerintahan, terutama di level paling depan untuk urusan pelayanan publik
seperti Kelurahan.
Semua itu
sangat disadari oleh Abdul Muis, S.Sos yang saat ini tengah mengemban amanah
sebagai Lurah Pannampu, Kecamatan Tallo, Kota Makassar. Dari pengalaman panjang
di birokrasi, pria kelahiran 11 september 1976 ini sangat memahami bahwa
partisipasi warga merupakan suatu hal yang demikian penting dalam proses
implementasi sebuah program pemerintah.
Dengan
demikian, tak mengherankan bila hampir setiap hari, dia terlihat demikian getol memotivasi warganya untuk terlibat
aktif dalam setiap program pemerintah kota yang digulirkan. Untunglah, di
Kelurahan Pannampu, para warga masih terbilang sangat guyub dalam budaya
kegotong-royongan. Sehingga tanpa melalui proses panjang, warga dengan sigap
mampu melibatkan diri. “Budaya gotong royong warga di Pannampu yang masih kuat
adalah berkah tak ternilai dari semua hasil kerja yang didapat selama ini”
katanya.
Hasil
partisipasi warga di Kelurahan Pannampu memang terbilang mengesankan. Bagaimana
tidak, kelurahan ini termasuk dari salah satu kelurahan yang sukses
menggulirkan program Lorong Garden
yang menjadi bagian dari program unggulan Pemkot Makassar. Program Lorong Garden adalah program penataan
lorong produktif dimana warga menanam tanaman produktif seperti cabai, sayuran
dan lain-lain di lahan yang tersedia. Program ini memang sangat berbasis
partisipasi warga, maka kesuksesan Lorong Garden di Kelurahan Pannampu pantas
diacungi jempol.
Jauh
sebelum dilantik menjabat Lurah Pannampu sejak 4 Februari 2014 lalu, Abdul Muis
memang telah berkiprah lama di birokrasi pelayanan publik ini. Dari tahun
2007-2010, dia telah dipercaya menjabat Kepala Seksi Ketenteraman dan
Ketertiban pada Kelurahan Pattunuang, Kecamatan Wajo. Setelah itu dari tahun
2010-2014, amanah jabatan yang diembannya adalah Lurah Pattingalloang,
Kecamatan Ujung Tanah, Makassar. Ini mengindikasikan bila dalam sosoknya yang
low profile ini, jiwa pelayan publik telah lama sudah terbangun.
Memang
bagi Abdul Muis, seorang lurah idealnya adalah seorang yang mampu
mengintegrasikan dalam dirinya paduan antara seorang pelayan, pengayom dan
pemberdaya masyarakat. Inilah tugas pokok dan fungsi dari jabatan lurah yang
diamanahkan. Bersentuhan langsung dengan warga dan menjadi ‘halaman depan’ dari
wajah pemerintahan kota, menjadikan seorang lurah harus mampu menjadi solusi
dari setiap permasalahan yang dihadapi warganya. Amanah ini memang berat dan
tidak main-main, karena di sana sangat
diperlukan kemampuan besar untuk bersikap bijak, adil dan memiliki wawasan luas
dalam menggerakkan roda pelayanan serta sekaligus membangun partisipasi warga.* (Iskandar Burhan)