Smartcitymakassar.com. --Makassar- Kota Makassar terus berbenah. Sejak kepemimpinan
Moh. Ramdhan Pomanto-Syamsu Rizal, berbagai inovasi layanan publik terus
bergulr. Danny Pomanto-Deng Ical –demikian sapaan akrab Wali Kota dan Wakil
Wali Kota Makassar - oleh berbagai kalangan dianggap mampu membawa kota
Makassar pada jalur transformatif. Di Hari Jadi Makassar ke-408, tanggal 9
November, harapan Kota Dunia semakin berpijar.
Lorong kecil
dengan lebar jalan sekitar 3 meter itu tampak demikian asri dan bersih. Di sisi
kiri dan kanan dinding lorong menempel tanaman yang dikenal sebagai tanaman hidroponik. Tak ada kesan kumuh di
sana. Lorong Garden (Longgar) yang
berlokasi di Kelurahan Pannampu, Kecamatan Tallo Makassar ini memang merupakan
lorong yang bisa menyulap dirinya menjadi sebuah lingkungan yang dulu terkenal
‘kumuh’ menjadi apik, bersih, hijau dan resik.
“Transformasi
Kota Makassar dimulai dari Lorong”, kata Danny Pomanto. Kalimat ini bukan
pernyataan bombantis belaka. Danny Pomanto-Deng Ical, sejak pertama kali
menyatakan keinginannya untuk berkiprah di panggung pemerintahan Kota Makassar,
memang telah meletakkan lorong sebagai pijakan awal membenahi penataan Kota
Makassar. Dalam visi-misi yang diberi label “Jalan Masa Depan” sewaktu
melakukan kampanye lebih setahun lalu, Penataan Lorong dalam mewujudkan Kota
Dunia memang menjadi focal point yang
kencang menggaung.
Memang, tag line “Sombere’ dan Smart City” menjadi
bagian yang tak terpisahkan lagi dari semua dinamika pembangunan di Kota
Makassar saat ini. Di hari jadi ke-408, Kota Makassar terlihat ‘tampil lebih percaya diri’. Icon Kota Dunia telah dibangun pada
‘latar depannya’. Tengoklah Pantai
Losari yang kini tampil mewah dan Makassar
Waterfront Project dibangun dengan cita rasa yang tinggi. Bisa dikatakan
tempat inilah yang menjadi ‘gapura’
dari wajah Makassar ke depan. Uniknya, desain arsitektur mega proyek ini
dirancang khusus oleh Sang Wali Kota Makassar yang ketika itu masih menjadi
konsultan tata kota Makassar.
Dalam
sejarahnya, Kota Makassar memang meletakkan diri sebagai kota yang didesain
bergerak dinamis. Karakter kota dengan sifat warganya yang terbuka dan toleran
telah dicanangkan jauh di abad ke 16 M dahulu. Saat itu, Makassar memang telah
menjadi pusat pergerakan ekonomi di Asia Tenggara. Para pedagang dari Eropa,
Timur Tengah dan daratan Tiongkok menjadikan Makassar sebagai
‘markas’perdagangan mereka menuju Timur
Nusantara. Bisa dibayangkan betapa riuhnya dinamika sosial budaya serta gerak
ekonomi di kota ini pada abad ke 16 tersebut.
Di usia
yang ke 408 ini, Kota Makassar telah banyak melalui ragam dinamika. Pasang
surut dan permasalahan perkotaan juga tak luput dari perjalanan kota yang karib
disebut Kota Anging Mammiri ini.
Bahkan nama kota pernah berubah dari Makassar ke Ujung Pandang dan kembali lagi
menjadi Makassar. Pengembalian nama Makassar dari Ujung Pandang merupakan
bagian dari riwayat kota yang cukup menarik sekaligus menggetarkan. Tokoh-tokoh
masyarakat Makassar seperti Prof. Mattulada dan Rachman Arge merupakan sosok
yang ikut berperan penting dalam perjuangan mengembalikan nama Makassar itu
kembali.
Di samping
menyulap kenyamanan tata kota dengan mentereng dan canggih, Danny Pomanto-Deng
Ical juga meletakkan basis-basis pelayanan publik yang kuat pada birokrasi yang
dipimpinnya. Mereformasi tata pemerintahan menjadi pelayanan publik yang
berkelas dunia serta bebas korupsi merupakan langgam program unggulan
pemerintahan yang resmi di lantik Mei 2014 lalu ini. Tidak mengherankan saat
ini birokrat yang berada di Pemerintahan Kota (Pemkot) Makassar terus digenjot
dalam meningkatkan inovasi pelayanan publiknya.
Semua itu
tergambar jelas. Jelang peringatan
Hari Ulang Tahun Kota Makassar ke 408, 9 November, Pemerintah kota (Pemkot) Makassar akan
merilis 100 program inovasi di masing-masing Satuan Kerja Pemerintah Daerah
(SKPD). Program yang bakal dirilis ini merupakan program unggulan di setiap
SKPD serta menjadi prioritas kerja ke depan.
Model ini cukup menarik karena mampu memacu daya inovasi
sumberdaya manusia di setiap SKPD serta bisa mengerakkan partisipasi masyarakat
karena berkaitan dengan inovasi sistem pelayanan. Hal ini juga secara langsung
menjadi instrument dalam gerak
reformasi birokrasi yang merupakan bagian dari visi-misi Wali Kota Makassar.
Tidak mengherankan bila sejumlah program Inovasi tersebut, 30
diantaranya disiapkan untuk mengikuti kompetisi Inovasi Nasional di Kementrian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenpanRB). Hari Ulang
Tahun Kota Makassar ke 408 kali ini memang menjadi terasa spesial karena
berbagai terobosan inovatif Pemkot Makassar mendapat apresiasi, baik dari
nasional maupun internasional. Beberapa program yang menjadi andalan Pemerintah
Kota Makassar adalah seperti Home Care,
Telemedicine, Smart Card, Bank
sampah, dan lain-lain.* (Rahmat Mustafa)