MENUJU PILPRES DAN PILEG 2019

Sabtu, 02 Januari 2016

Makassar di Jalur 408



Smartcitymakassar.com. --Makassar- Kota Makassar terus berbenah. Sejak kepemimpinan Moh. Ramdhan Pomanto-Syamsu Rizal, berbagai inovasi layanan publik terus bergulr. Danny Pomanto-Deng Ical  –demikian sapaan akrab Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar - oleh berbagai kalangan dianggap mampu membawa kota Makassar pada jalur transformatif. Di Hari Jadi Makassar ke-408, tanggal 9 November, harapan Kota Dunia semakin berpijar.

Lorong kecil dengan lebar jalan sekitar 3 meter itu tampak demikian asri dan bersih. Di sisi kiri dan kanan dinding lorong menempel tanaman yang dikenal sebagai tanaman hidroponik. Tak ada kesan kumuh di sana. Lorong Garden (Longgar) yang berlokasi di Kelurahan Pannampu, Kecamatan Tallo Makassar ini memang merupakan lorong yang bisa menyulap dirinya menjadi sebuah lingkungan yang dulu terkenal ‘kumuh’ menjadi apik, bersih, hijau dan resik.

“Transformasi Kota Makassar dimulai dari Lorong”, kata Danny Pomanto. Kalimat ini bukan pernyataan bombantis belaka. Danny Pomanto-Deng Ical, sejak pertama kali menyatakan keinginannya untuk berkiprah di panggung pemerintahan Kota Makassar, memang telah meletakkan lorong sebagai pijakan awal membenahi penataan Kota Makassar. Dalam visi-misi yang diberi label “Jalan Masa Depan” sewaktu melakukan kampanye lebih setahun lalu, Penataan Lorong dalam mewujudkan Kota Dunia memang menjadi focal point yang kencang menggaung.

Memang, tag line “Sombere’ dan Smart City” menjadi bagian yang tak terpisahkan lagi dari semua dinamika pembangunan di Kota Makassar saat ini. Di hari jadi ke-408, Kota Makassar  terlihat ‘tampil lebih percaya diri’. Icon Kota Dunia telah dibangun pada ‘latar depannya’. Tengoklah  Pantai Losari yang kini tampil mewah dan Makassar Waterfront Project dibangun dengan cita rasa yang tinggi. Bisa dikatakan tempat inilah yang menjadi ‘gapura’ dari wajah Makassar ke depan. Uniknya, desain arsitektur mega proyek ini dirancang khusus oleh Sang Wali Kota Makassar yang ketika itu masih menjadi konsultan tata kota Makassar.




Dalam sejarahnya, Kota Makassar memang meletakkan diri sebagai kota yang didesain bergerak dinamis. Karakter kota dengan sifat warganya yang terbuka dan toleran telah dicanangkan jauh di abad ke 16 M dahulu. Saat itu, Makassar memang telah menjadi pusat pergerakan ekonomi di Asia Tenggara. Para pedagang dari Eropa, Timur Tengah dan daratan Tiongkok menjadikan Makassar sebagai ‘markas’perdagangan  mereka menuju Timur Nusantara. Bisa dibayangkan betapa riuhnya dinamika sosial budaya serta gerak ekonomi di kota ini pada abad ke 16 tersebut.

Di usia yang ke 408 ini, Kota Makassar telah banyak melalui ragam dinamika. Pasang surut dan permasalahan perkotaan juga tak luput dari perjalanan kota yang karib disebut Kota Anging Mammiri ini. Bahkan nama kota pernah berubah dari Makassar ke Ujung Pandang dan kembali lagi menjadi Makassar. Pengembalian nama Makassar dari Ujung Pandang merupakan bagian dari riwayat kota yang cukup menarik sekaligus menggetarkan. Tokoh-tokoh masyarakat Makassar seperti Prof. Mattulada dan Rachman Arge merupakan sosok yang ikut berperan penting dalam perjuangan mengembalikan nama Makassar itu kembali.



Di samping menyulap kenyamanan tata kota dengan mentereng dan canggih, Danny Pomanto-Deng Ical juga meletakkan basis-basis pelayanan publik yang kuat pada birokrasi yang dipimpinnya. Mereformasi tata pemerintahan menjadi pelayanan publik yang berkelas dunia serta bebas korupsi merupakan langgam program unggulan pemerintahan yang resmi di lantik Mei 2014 lalu ini. Tidak mengherankan saat ini birokrat yang berada di Pemerintahan Kota (Pemkot) Makassar terus digenjot dalam meningkatkan inovasi pelayanan publiknya.

Semua itu tergambar jelas. Jelang peringatan Hari Ulang Tahun Kota Makassar ke 408, 9 November,  Pemerintah kota (Pemkot) Makassar akan merilis 100 program inovasi di masing-masing Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD). Program yang bakal dirilis ini merupakan program unggulan di setiap SKPD serta menjadi prioritas kerja ke depan.

Model ini cukup menarik karena mampu memacu daya inovasi sumberdaya manusia di setiap SKPD serta bisa mengerakkan partisipasi masyarakat karena berkaitan dengan inovasi sistem pelayanan. Hal ini juga secara langsung menjadi instrument dalam gerak reformasi birokrasi yang merupakan bagian dari visi-misi Wali Kota Makassar.

Tidak mengherankan bila sejumlah program Inovasi tersebut, 30 diantaranya disiapkan untuk mengikuti kompetisi Inovasi Nasional di Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenpanRB). Hari Ulang Tahun Kota Makassar ke 408 kali ini memang menjadi terasa spesial karena berbagai terobosan inovatif Pemkot Makassar mendapat apresiasi, baik dari nasional maupun internasional. Beberapa program yang menjadi andalan Pemerintah Kota Makassar adalah seperti Home Care, Telemedicine, Smart Card, Bank sampah, dan lain-lain.* (Rahmat Mustafa)