Source: Bilbao: Desde Dentro's Web. 2015 |
Smartcitymakassar.com. --Makassar- “Kota harus menawarkan tempat yang nyaman
untuk hidup dengan ruang terbuka hijau yang cukup, fasilitas rekreasi dan
publik yang mampu mendorong kegiatan budaya yang bersemangat dan rekreasi yang
berkualitas”, kata sang Walikota Bilbao, Iñaki Azkuna.
Kota Bilbao menumpukan
hiruk pikuk kesibukan ekonominya di pelabuhan dan pabrik-pabrik. Di tahun 1980-an, kesibukan ini menjadi reda
ketika harga minyak dunia yang tinggi disertai hadirnya pesaing sengit ekonomi
dari beberapa negara Asia. Krisis
ekonomi mendera Kota Bilbao. Menghidupkan
kembali Bilbao tidak sekadar membangkitkan kembali kesejahteraan kota, tapi
Iñaki Azkuna menyadari, memerlukan perubahan identitas.
Iñaki Azkuna, sang
Walikota, mentransformasi daya saing Bilbao, identitasnya, secara struktural. Struktur keunggulan daya saing dipindahkan dari
industri kapal dan pabrik ke sektor budaya dan parawisata. Denyut transformasi
kota diperuntukkan bagi kehidupan dan keberlanjutan. Pemantik penting proses transformasi adalah Museum
Guggenheim. Museum ini sukses mengembalikan
denyut ekonomi kota, bahkan lebih kencang.
Museum
Guggenheim adalah salah satu jawaban inovatif dan visioner. Bangunan ini adalah ikon transformasi. Dibalik keberhasilan ini ada kerjasama brilian
antara sang walikota enerjik yang menugaskan seorang arsitek Amerika berdarah
Kanada, Frank O. Gehry, untuk mendesain ulang satu museum imajinatif. Setelah dibuka, Museum Guggenheim, yang
dianggap memiliki visi postrationalist,
menciptakan impak yang luar biasa. Kunjungan
wisatawan meningkat, dari 700,000 tahun 2011, menjadi 1 juta di 2012. Pemasukan pengunjung selama tiga tahun
dibukanya museum cukup menutupi biaya konstruksi renovasinya. Iñaki Azkuna mengubah Kota Bilbao menjadi
salah satu pusat wisata dan seni tingkat dunia.
Keberhasilan
membangun kembali Kota Bilbao menjadi perhatian sejumlah organisasi yang peduli
terhadap pengembangan kota masa depan serta prestasi dan terobosan inovatif
para walikotanya. Lee Kuan Yew World City memberikan penghargaan Lew Kuan Yew World City Prize bagi Bilbao di tahun 2010. Penghargaan ini diberikan kepada kota di
seluruh dunia atas prestasi dan sumbangan luar biasa dalam menciptakan
masyarakat urban yang hidup, giat, dan berkelanjutan.
City Mayors Foundation, misalnya, menganugerahi Iñaki Azkuna
dengan gelar World Mayor of the Year 2012
atas prestasinya mentransformasikan Kota Bilbao dari kondisi krisis menjadi
referensi beberapa kota dunia dalam transformasi inovatif kota. Sang arsitek, Frank O. Gehry, kelimpahan banyak
permintaan untuk mendesain sejumlah ikon di beberapa kota besar dunia. Kota-kota ini tertular impak transformatif
dari “tumbuhan titanium” tersebut, sebagai sebutan Museum Guggenheim.
“Kami ingin
satu”, sahut kota-kota tersebut. Abu
Dhabi bakal memiliki sebuah kompleks museum bernama Saadiyat Island; perpaduan antara Guggenheim dan Louvre. Di Hongkong akan berdiri West Kowloon Cultural District, tempat nanti berlokasi museum seni
kontemporer Cina bernama M+ yang
mendampingi museum Tate Modern di
London. Di kota Mekkah (Arab Saudi),
Perth (Australia), Tirana (Albania), serta Belo Horizonte akan dibangun museum
sebagai pusat-pusat budaya. Efek ini kemudian dikenal dengan Bilbao Effect.* (Riad Mustafa)